Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berhasil mendapatkan dukungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang penting bagi negaranya untuk bergabung NATO. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut pasokan bom cluster ke Ukraina, yang banyak dikritik, sebagai 'keputusan sulit'.
Dukungan Erdogan itu diamankan Zelensky saat melakukan kunjungan dan pertemuan darurat di Istanbul pada Jumat (7/7) waktu setempat. Dalam pertemuan dengan Zelensky, Erdogan bahkan menyebut Ukraina 'layak' menjadi anggota NATO.
Sementara Biden menanggapi kritikan yang menghujani AS terkait rencananya memasok bom cluster, yang dilarang di 120 negara, ke Ukraina. Biden mengatakan bahwa keputusan itu sulit baginya, namun dia menyebut bahwa pasukan Ukraina sedang kehabisan amunisi dalam pertempuran sengit melawan Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Sabtu (8/7/2023):
- Zelensky Amankan Dukungan Erdogan untuk Ukraina Gabung NATO
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berhasil mengamankan dukungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang penting bagi Kyiv untuk bergabung dengan aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Erdogan sendiri menyebut Ukraina 'layak' menjadi anggota NATO.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (8/7/2023), kunjungan Zelensky ke Turki pada Jumat (7/7) dan pembicaraan dengan Erdogan dimaksudkan untuk membahas upaya Ukraina bergabung NATO.
Zelensky dalam pernyataan via Twitter juga menyebut pertemuannya dengan Erdogan membahas KTT NATO yang akan digelar pekan depan, jaminan keamanan, dan kesepakatan ekspor biji-bijian dengan Rusia yang dimediasi Turki tahun lalu.
- Putin Kunjungi Turki pada Agustus Mendatang, Bahas Apa?
Presiden Rusia Vladimir Putin akan berkunjung ke Turki bulan depan, atau pada Agustus mendatang. Kunjungan itu akan menjadi kunjungan pertama Putin ke Turki sejak Moskow melancarkan invasi ke Ukraina pada Februari 2022.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (8/7/2023), rencana kunjungan Putin itu diungkapkan oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan saat melakukan konferensi pers bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang melakukan kunjungan darurat ke Turki pada Jumat (7/7) waktu setempat.
"Bulan depan Putin akan berkunjung ke Turki," ucap Erdogan dalam pernyataannya, tanpa menyebut lebih lanjut tanggal pastinya.
- Rencana AS Pasok Bom Cluster ke Ukraina Dikritik, Biden: Keputusan Sulit
Rencana Amerika Serikat (AS) memasok bom cluster, yang dilarang di sebanyak 120 negara, ke Ukraina menuai banyak kritikan. Presiden Joe Biden menyebut pasokan bom cluster sebagai 'keputusan yang sulit', namun Kyiv membutuhkannya karena kekurangan amunisi dalam pertempuran melawan Rusia.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (8/7/2023), Pentagon mengumumkan paket bantuan militer terbaru untuk Ukraina pada Jumat (7/7) waktu setempat, yang mencakup 'dual-purpose improved conventional munitions' atau yang biasa disebut bom cluster. Ini berarti untuk pertama kalinya AS memasok bom cluster ke Ukraina.
Langkah itu menuai kecaman keras dari kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) karena bahaya besar yang diberikan oleh bom cluster yang tidak meledak.
- India Tangkap 3 Pegawai Pemicu Kecelakaan Kereta yang Tewaskan 275 Orang
Kepolisian India menangkap tiga pegawai Departemen Perkeretaapian setempat terkait tabrakan maut tiga kereta api yang menewaskan sedikitnya 275 orang bulan lalu. Ketiga pegawai itu didakwa atas pembunuhan dan penghancuran alat bukti terkait kecelakaan kereta api terburuk dalam sejarah India itu.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (8/7/2023), insiden pada Juni lalu di negara bagian Odsiha itu terjadi ketika rangkaian kereta penumpang yang penuh sesak dialihkan secara keliru ke jalur melingkar dan kemudian menabrak rangkaian kereta barang, membawa muatan bijih besi, yang sedang berhenti.
Gerbong-gerbong yang tergelincir dan anjlok dari rel lantas menabrak rangkaian kereta cepat lainnya, Howrah Superfast Express dari Bengaluru, yang melaju dari arah berlawanan.
- AS Pasok Bom Cluster, Ukraina Janji Tak Gunakan di Area Berpenduduk
Di tengah kritikan terhadap rencana memasok bom cluster ke Ukraina, Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa Kyiv telah memberikan jaminan untuk menggunakannya dengan sangat hati-hati.
Ukraina juga berjanji untuk meminimalkan risiko bagi warga sipil, termasuk dengan tidak menggunakan bom cluster di area-area berpenduduk. Demikian seperti dilansir AFP, Sabtu (8/7/2023).
Pada Jumat (7/7) waktu setempat, Pentagon mengumumkan paket bantuan militer terbaru untuk Ukraina, yang mencakup 'dual-purpose improved conventional munitions' atau yang biasa disebut bom cluster. Ini berarti untuk pertama kalinya AS memasok bom cluster ke Ukraina sejak Rusia menginvasi setahun lalu.