AS Pasok Bom Cluster, Ukraina Janji Tak Gunakan di Area Berpenduduk

AS Pasok Bom Cluster, Ukraina Janji Tak Gunakan di Area Berpenduduk

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 08 Jul 2023 17:55 WIB
Ukrainian servicemen of the 10th Mountain Assault Brigade Edelweiss fire a D-30 howitzer towards Russian troops at a position in a front line, amid Russia’s attack on Ukraine, near the town of Soledar, Donetsk region, Ukraine May 6, 2023. REUTERS/Sofiia Gatilova/File Photo
Tentara Ukraina melancarkan serangan terhadap pasukan Rusia di wilayah Donetsk (dok. REUTERS/Sofiia Gatilova/File Photo)

Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) AS Colin Kahl menambahkan bahwa Ukraina juga berjanji tidak akan menggunakan bom cluster di daerah berpenduduk sipil, dan akan mencatat di mana saja lokasi mereka menggunakannya untuk membantu upaya pembersihan bom setelah perang usai nantinya.

Kahl menegaskan bahwa AS tidak akan memberikan bom cluster dengan tingkat kegagalan lebih dari 2,35 persen. Dia membandingkannya dengan tingkat 30-40 persen senjata semacam itu yang digunakan oleh pasukan Rusia di wilayah Ukraina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bom cluster yang dilarang oleh lebih dari 120 negara, merupakan senjata yang melepaskan sejumlah besar bom-bom berukuran lebih kecil yang bisa membunuh secara membabi-buta di wilayah yang luas dan mengancam warga sipil.

Bom cluster yang gagal meledak bisa memicu bahaya selama bertahun-tahun, bahkan setelah konflik berakhir.

ADVERTISEMENT

Undang-undang (UU) tahun 2009 melarang ekspor bom cluster AS dengan tingkat kegagalan lebih tinggi dari 1 persen, yang mencakup hampir semua persediaan militer Washington.

Dalam kritikannya, Human Rights Watch (HRW) yang menyebut 'memindahkan senjata-senjata ini pasti akan menyebabkan penderitaan jangka panjang bagi warga sipil dan merusak kritikan keras secara internasional dari pihak-pihak yang menentangnya'.

Sementara Amnesty International menyerukan agar pemerintahan Presiden Joe Biden 'memahami bahwa keputusan apa pun yang memungkinkan penggunaan bom cluster secara lebih luas dalam perang ini, kemungkinan akan mengarah pada satu hasil yang bisa diprediksi: kematian lebih lanjut dari warga sipil'.

Biden, dalam tanggapan atas kritikan yang muncul, menyebut keputusan untuk memasok bom cluster menjadi keputusan sulit. Namun dia juga menegaskan bahwa pasukan Ukraina sedang kehabisan amunisi dalam pertempuran sengit melawan Rusia untuk merebut kembali wilayahnya.

"Itu adalah keputusan yang sangat sulit bagi saya. Ngomong-ngomong, saya mendiskusikan ini dengan sekutu-sekutu kami," tutur Biden saat berbicara kepada CNN.

"Ukraina kehabisan amunisi," sebutnya. "Mereka memiliki senjata untuk menghentikan Rusia sekarang -- mencegah mereka menghentikan serangan Ukraina melalui area ini -- atau tidak sama sekali. Dan saya pikir mereka membutuhkannya," ucap Biden menjelaskan posisi AS.


(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads