Militer Israel melancarkan serangan skala besar menargetkan persembunyian militan bersenjata di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat sejak awal pekan ini. Serangan militer Israel yang menewaskan sedikitnya sembilan warga Palestina ini tercatat sebagai yang terbesar sejak tahun 2002 atau dalam 20 tahun terakhir.
Seperti dilansir CNN dan The Guardian, Selasa (4/7/2023), Pasukan Pertahanan Israel (IDF), nama resmi militer Israel, menyatakan pihaknya meluncurkan 'upaya kontraterorisme ekstensif yang sedang berlangsung di wilayah kota Jenin dan Kamp Jenin' dengan menargetkan 'infrastruktur teroris'.
IDF melaporkan pasukannya telah melancarkan sekitar 10 serangan udara menggunakan drone, dan ratusan tentara Israel menargetkan apa yang disebut sebagai pusat 'komando dan kendali' juga lokasi pembuatan senjata dan peledak di area Jenin.
Dilaporkan setidaknya ada satu brigade tentara Israel, yang jumlahnya mencapai sekitar 1.000 tentara hingga 2.000 tentara, yang didukung oleh buldoser lapis baja dan para penembak jitu (sniper) di atap-atap gedung yang memasuki kota Jenin dan kamp pengungsi sana. Mereka disambut oleh tembakan dari militan Palestina.
Sejumlah video yang didapatkan CNN dari Jenin menunjukkan beberapa buldoser Israel dikerahkan untuk melucuti potensi keberadaan peledak. Laporan sejumlah warga setempat menyebut rentetan ledakan dan suara tembakan terdengar di area tersebut.
Kementerian Kesehatan Palestina, seperti dilansir AFP, melaporkan sedikitnya 9 orang tewas dan 100 orang lainnya mengalami luka-luka, dengan 20 orang di antaranya mengalami luka serius, akibat rentetan serangan Israel. Lima korban tewas di antaranya disebut masih berusia remaja.
Angka itu melampaui jumlah korban tewas dalam serangan Israel di Jenin dua pekan lalu yang menewaskan sedikitnya 7 orang.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan juga 'Saat Drone Israel Serang Jenin, 7 Orang Tewas':
(nvc/jbr)