Barang Random di Pasar Loak Jatinegara Ternyata Curi Perhatian Gen Z

Barang Random di Pasar Loak Jatinegara Ternyata Curi Perhatian Gen Z

Tim detikcom - detikNews
Senin, 24 Nov 2025 07:35 WIB
Pedagang barang loak di Jatinegara (Taufiq/detikcom)
Foto: Pedagang barang loak di Jatinegara (Taufiq/detikcom)
Jakarta -

Pasar Loak Jatinegara, Jakarta Timur, tiba-tiba diserbu Gen Z. Barang-barang random yang dijajakan di pasar ternyata mencuri perhatian.

Dirangkum detikcom, Pasar Loak Jatinegara, Jakarta Timur, ramai dikunjungi warga, Minggu (23/11/2025). Salah satu yang membuat pasar ini ramai ialah konten for your page (FYP) di TikTok.

Pantauan detikcom di lokasi, tampak ada beragam barang lawas yang dijual di Pasar Loak Jatinegara. Barang-barang seperti radio kaset, televisi hitam putih, gimbot, hingga uang keluaran tahun 1990-an tampak dijual di lokasi ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada juga barang seperti guci, patung tembaga, pemotong kertas jadul, dan pisau yang dijual. Seorang warga Bogor, Naya (17), mengaku datang bersama ibunya ke Pasar Loak Jatinegara setelah melihat konten viral di media sosial.

"Ini pertama kali ke sini, gara-gara FYP di TikTok, lewat terus. Di Bogor kayaknya nggak ada ya," kata Naya di Pasar Loak.

ADVERTISEMENT

Naya mengaku datang ke Pasar Loak bertepatan dengan hari ulang tahunnya. Dia meminta kepada ibunya untuk jalan-jalan ke Pasar Loak sekalian merayakan hari ulang tahun.

"Ini lagi ulang tahun ditemenin ibu. Kayaknya mau cari jam kalau nemu, semoga bisa dapat yang barangnya bagus harganya murah," ucap Naya sambil tertawa.

Naya mengatakan mencari barang di Pasar Loak Jatinegara menjadi pengalaman baru baginya. Dia menyebutkan berbelanja di lokasi itu lebih seru.

"Pengalaman beda kalau ke mal, di sana nggak bisa nawar dan harganya pasti mahal. Di sini seru juga kalau dapat barang bagus tapi harganya murah," kata dia.

Warga Depok, Agus (50), mengatakan dia ke Pasar Loak untuk sekadar refreshing. Dia mengaku akan belanja kalau menemukan barang yang menarik.

"Biasa emang, jalan-jalan aja. Kadang ada aja barang aneh tapi bagus, bisa dipakai. Kemarin pernah beli lampu gantung, bentuknya antik. Kalau ini lampu LED, kita beli di sini murah. Di toko mahal," kata Agus.

Diburu Buat Properti Film

Rupa-rupa barang bekas di Pasar Loak Jatinegara, Jakarta Timur banyak dicari warga. Bahkan kolektor hingga produser film mencari barang lawas di pasar tersebut.

Bayu penjual barang bekas di Pasar Loak Jatinegara mengatakan, lapaknya punya banyak barang lawas. Misalnya telepon putar, televisi hitam putih, bahkan pita hitam.

"Di gudang kita punya pita hitam, itu buat ngerekam. Kalau di sini paling telepon putar itu. Banyak yang nyari, buat hiasan pajangan, terus buat film. Itu film Danur beli properti filmnya di sini," ujar Bayu saat ditemui di Pasar Loak.

Bayu menambahkan, barang-barang bekas di lapaknya hampir pasti bakal terjual. Menurutnya, penggemar barang lawas selalu ada.

"Pasti ada aja yang beli. Ini telepon putar baru ada satu bulan, jadi nggak yang ngendap lama. TV ini juga biasanya ada buat layar kedua atau CCTV, ada aja," ucapnya.

Bayu melanjutkan, barang bekas yang ada di lapaknya selalu dirawat dengan baik. Dia selalu memastikan barangnya masih berfungsi.

"Kita rawat juga, dibersihkan," ucapnya.

Pedagang Cerita Jual Barang Random

Pedagang lainnya bernama Adi (46) mengaku membeli dan menjual barang lawas secara acak alias random. Dia meyakini barang lawas yang dibeli akan laku.

Adi mengatakan dia sudah 10 tahun berjualan barang bekas. Dia mengaku memiliki banyak barang yang beragam di lapaknya. Dia punya kipas angin, amplifier, speaker, botol kaca, keramik, pulpen, radio, pisau, gerinda, televisi, bor, pompa air, penghancur kertas, hingga miniatur bus Transjakarta.

Setiap barang di lapak Adi didapat dari orang-orang yang tidak tentu. Dia mengatakan banyak yang datang mendadak ke rumahnya untuk menjual barang bekas.

"Random aja, ada yang ke rumah, ada yang ke sini. Asal saya ada uang, bisa saya beli, barang apa aja," kata Adi di Pasar Loak.

Barang paling mahal yang dimiliki Adi saat ini adalah amplifier. Dia mengatakan amplifier itu lebih susah terjual ketimbang botol kaca bekas minuman keras yang ada di lapaknya.

"Barang susah keluar ini (amplifier), kalau botol kayak gitu ada aja yang beli. Buat apanya saya nggak tahu juga ya, tapi kadang katanya buat pajangan," jelasnya.

Halaman 2 dari 3
(whn/fca)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads