Seorang pejabat yang ditunjuk Rusia di kota Luhansk, Ukraina bagian timur melaporkan dua serangan rudal menghantam wilayah tersebut hingga melukai sedikitnya enam anak-anak. Pejabat pro-Kremlin itu menyalahkan pasukan Ukraina sebagai dalang utama di balik serangan rudal itu.
Seperti dilansir CNN dan Reuters, Sabtu (13/5/2023), sejumlah ledakan besar dilaporkan mengguncang wilayah kota Luhansk, yang kini dikuasai pasukan Rusia, pada Jumat (12/5) waktu setempat. Ledakan itu disebut berasal dari sejumlah serangan rudal yang menghantam kompleks industri di kota tersebut.
Leonid Pasechnik selaku pemimpin Republik Rakyat Luhansk (LPR) yang ditunjuk oleh Moskow, menyalahkan pasukan Ukraina atas serangan rudal itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Upaya lainnya dari rezim teroris Kiev untuk mengintimidasi warga sipil," sebut Pasechnik dalam pernyataannya.
Disebutkan Pasechnik bahwa serangan itu dimaksudkan untuk mengganggu perayaan Hari Republik, merupakan hari libur di wilayah itu dan diperingati penduduk setempat. Luhansk bersama tiga wilayah Ukraina lainnya - Donetsk, Kherson dan Zaporizhzhia - dianeksasi secara sepihak oleh Kremlin sejak September tahun lalu.
Sedikitnya enam anak-anak mengalami luka-luka akibat serangan rudal di kota Luhansk itu.
"Empat anak diberi bantuan penuh, dan dua remaja dengan luka parah menengah sedang dirawat di Rumah Sakit Klinik Anak Republik," sebut Pasechnik.
"Infrastruktur sipil juga mengalami kerusakan akibat serangan udara tersebut," imbuhnya.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan juga 'Trump: Jika Saya Presiden, Perang Ukraina-Rusia Berakhir Dalam 24 Jam!':
Komisi koordinator LPR, dalam pernyataan via Telegram, menyebut ada dua rudal yang menghantam zona industri di kota Luhansk. Diklaim oleh komisi koordinator LPR bahwa sistem rudal 'Grom' buatan Ukraina digunakan dalam serangan itu.
Sistem rudal 'Grom' merupakan rudal balistik yang memiliki jangkauan untuk menyerang Luhansk dan sebelumnya telah digunakan dalam konflik. Namun demikian, tidak ada bukti kuat yang menunjukkan rudal jenis itu digunakan dalam serangan di Luhansk.
Klaim Pasechnik dan otoritas LPR itu belum bisa diverifikasi secara independen oleh Reuters.
Belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Ukraina atas tuduhan tersebut.
Kota Luhansk yang berjarak 100 kilometer dari garis depan pertempuran, tergolong jarang diserang oleh pasukan Ukraina sejak dikuasai Moskow. Wilayah itu diketahui berada di luar jangkauan sistem roket dan rudal jarak jauh yang dimiliki pasukan Kiev, termasuk HIMARS yang dipasok Amerika Serikat (AS).
Dugaan serangan yang didalangi Ukraina di wilayah Luhansk memicu spekulasi di kalangan para pengamat bahwa Kiev bisa saja menggunakan rudal baru yang memiliki jangkauan lebih jauh.