AS-Filipina Bakal Patroli Gabungan di Laut China Selatan

AS-Filipina Bakal Patroli Gabungan di Laut China Selatan

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 08 Mei 2023 17:49 WIB
Philippine Ambassador to the U.S. Jose Manuel Romualdez speaks during a U.S. Trade and Development Agency Offshore Wind Grant Signing at Ayala Triangle Gardens in Manila, Philippines, August 6, 2022. Andrew Harnik/Pool via REUTERS
Dubes Filipina untuk AS Jose Manuel Romualdez (Andrew Harnik/Pool via REUTERS)
Manila -

Amerika Serikat (AS) dan Filipina bakal melakukan patroli gabungan di perairan Laut China Selatan yang menjadi sengketa banyak negara, termasuk China. Patroli gabungan kedua negara yang bersekutu itu akan mulai digelar pada akhir tahun ini.

Seperti dilansir Reuters, Senin (8/5/2023), perkiraan waktu dimulainya patroli gabungan itu diungkapkan oleh Duta Besar Filipina untuk AS, Jose Manuel Romualdez, dalam pernyataannya kepada media CNN Philippines pada awal pekan ini. Patroli gabungan AS-Filipina itu diumumkan pada Februari lalu.

Pernyataan Romualdez itu disampaikan beberapa hari setelah Washington mengklarifikasi komitmennya untuk mempertahankan Manila dari serangan di lautan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dituturkan oleh Romualdez bahwa diskusi masih terus berlanjut untuk patroli maritim gabungan itu.

"Perkiraan paling lambat adalah kuartal ketiga tahun ini. Kita seharusnya juga melaksanakannya," ucap Romualdez merujuk pada patroli gabungan AS-Filipina.

ADVERTISEMENT

Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin mengumumkan pada Februari lalu, bahwa dirinya dan Menhan Filipina Carlito Galvez telah sepakat untuk memulai kembali patroli maritim gabungan di perairan Laut China Selatan.

Patroli maritim gabungan itu dihentikan oleh mantan Presiden Rodrigo Duterte yang menjabat sejak tahun 2016, karena ingin menjalin hubungan lebih hangat dengan China.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Namun Galvez menuturkan kepada wartawan setempat pada Senin (8/5) waktu setempat bahwa tidak ada diskusi resmi soal patroli gabungan kedua negara.

Hubungan antara AS dan Filipina mengalami kebangkitan kembali di bawah pemerintahan penerus Duterte, Presiden Ferdinand Marcos Jr, yang pekan lalu berkunjung selama empat hari ke Washington dan bertemu langsung dengan Presiden Joe Biden.

Selama Marcos Jr berkunjung, Pentagon menerbitkan pedoman yang membeberkan sejauh mana komitmen perjanjian pertahanan AS untuk Filipina, yang secara khusus merujuk pada serangan di Laut China Selatan, termasuk terhadap personel penjaga pantai.

Ketika ditanya soal waktu dimulainya kembali patroli gabungan, juru bicara Kedutaan Besar AS di Manila, Kanishka Gangopadhyay. menjawab: "Pembicaraan kami soal aktivitas maritim gabungan dengan Filipina terus berlanjut, dan para perencana militer kami bekerja keras untuk isu-isu spesifik seperti logistik."

Australia, sebut Romualdez, juga bisa berpartisipasi dalam aktivitas maritim gabungan itu.

China mengklaim sebagian besar perairan Laut China Selatan, yang menjadi jalur pengiriman perdagangan dunia senilai lebih dari US$ 3 triliun setiap tahunnya. Vietnam, Malaysia, Brunei, Taiwan dan Fiipina sama-sama mengklaim perairan strategis itu.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads