Penjaga Pantai Filipina melaporkan konfrontasi terbaru yang terjadi dengan kapal-kapal China di perairan Laut China Selatan yang menjadi sengketa. Manila menuduh kapal-kapal China melakukan 'manuver berbahaya' di perairan strategis itu.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (28/4/2023), insiden itu terjadi saat Penjaga Pantai Filipina melakukan patroli selama satu pekan di jalur perairan strategis tersebut dan setelah Menteri Luar Negeri (Menlu) China Qin Gang berkunjung ke Manila akhir pekan lalu.
Insiden kapal nyaris tabrakan itu juga menjadi yang terbaru dari serangkaian interaksi maritim yang dipenuhi ketegangan antara kedua negara dalam beberapa waktu terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beijing mengklaim sebagian besar perairan Laut China Selatan, yang menjadi jalur perlintasan barang senilai US$ 3 triliun setiap tahunnya. Otoritas Filipina telah berulang kali menyerukan agar China menghentikan 'aktivitas agresif' di perairan itu.
Dalam pernyataan terbaru, Penjaga Pantai Filipina menyebut insiden dengan kapal China itu terjadi saat misi patroli berlangsung antara 18-24 April lalu.
Penjaga Pantai Filipina mengidentifikasi lebih dari 100 kapal, yang diduga 'kapal-kapal milisi maritim China, sebuah kapal kelas corvette Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat dan dua kapal Penjaga Pantai China', dalam jarak 200 mil atau 322 kilometer pada zona ekonomi eksklusif.
Disebutkan juga oleh Penjaga Pantai Filipina bahwa salah satu kapal China itu 'melakukan manuver berbahaya' pada jarak sekitar 46 meter dari sebuah kapal Filipina.
Simak juga Video 'Saat Trump Akui Kecerdasan Putin, Xi Jinping, dan Kim Jong Un':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Dua kapal lainnya, sebut Penjaga Pantai Filipina, menunjukkan 'taktik agresif' yang memberikan 'ancaman signifikan bagi keselamatan dan keamanan kapal Filipina dan para awaknya'.
Kedutaan Besar China di Manila belum memberikan tanggapan resmi atas insiden ini.
Dalam insiden sebelumnya pada Februari lalu, Penjaga Pantai Filipina menyebut sebuah kapal Penjaga Pantai China mengarahkan 'laser level militer' ke arah salah satu kapalnya yang menyokong misi pengiriman pasokan untuk tentara di perairan sengketa itu, yang sementara membutakan sementara para awak di anjungan.