Biden Bantah Ketuaan untuk Nyapres Lagi di Usia 80-an

Biden Bantah Ketuaan untuk Nyapres Lagi di Usia 80-an

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 27 Apr 2023 22:38 WIB
US President Joe Biden holds a joint press conference with Canadas Prime Minister Justin Trudeau, not pictured, at the Sir John A. Macdonald Building in Ottawa, Canada, on March 24, 2023. (Photo by ANDREJ IVANOV / AFP)
Presiden AS, Joe Biden (Foto: AFP/ANDREJ IVANOV)
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang akan kembali mencalonkan diri sebagai calon presiden (capres) Partai Demokrat dalam Pilpres tahun 2024 menuai sorotan karena usianya yang tak lagi muda. Tapi politikus berusia 80 tahun itu menepis kekhawatiran soal usianya yang dianggap terlalu tua untuk kembali nyapres.

Dirangkum detikcom, Kamis (27/4/2023), Biden masih berambisi untuk melanjutkan masa baktinya sebagai Presiden AS di periode kedua. Dia berniat "untuk menyelesaikan pekerjaan."

"Setiap generasi memiliki momen di mana mereka harus membela demokrasi. Untuk membela kebebasan fundamental mereka," tulis Biden di Twitter, bersama dengan sebuah video, dilansir AFP, Selasa (25/4).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu sebabnya saya mencalonkan diri untuk dipilih kembali sebagai presiden Amerika Serikat. Bergabunglah dengan kami. Ayo selesaikan pekerjaan ini," imbuhnya.

Setelah serangkaian kemenangan legislatif yang besar dan perjuangan kebijakan luar negeri yang penting dalam dua tahun pertamanya menjabat, Biden tidak memiliki penantang nyata dari dalam Partai Demokrat. Namun dalam kampanye yang mungkin menghasilkan pertandingan ulang melawan Donald Trump seperti pemilu 2020, Biden diperkirakan akan menghadapi kritik terus menerus mengenai usianya.

ADVERTISEMENT

Demokrat veteran itu akan berusia 86 tahun pada akhir masa jabatan kedua. Bahkan jika pemeriksaan medis pada bulan Februari menemukan dia "layak" untuk menjalankan tugas kepresidenan, banyak orang termasuk basis pemilihnya sendiri percaya dia terlalu tua.

Jajak pendapat NBC News yang dirilis pada akhir pekan menemukan bahwa 70 persen orang Amerika, termasuk 51 persen dari Demokrat, percaya dia tidak boleh mencalonkan diri. 69 persen dari semua responden yang mengatakan dia seharusnya tidak mencalonkan diri mengutip kekhawatiran atas usianya sebagai alasan utama.

Biden suka menjawab kekhawatiran tersebut dengan mengatakan, "lihat saya".

Selama satu setengah tahun ke depan, Biden akan mendapatkan semua keuntungan sebagai petahana yang didukung oleh partai yang bersatu. Sementara Partai Republik baru saja memulai musim primer yang berantakan.

Trump, meskipun menjadi mantan atau presiden pertama yang didakwa secara pidana -- dan menghadapi penyelidikan atas upayanya untuk membalikkan kekalahannya dari Biden dalam pemilu 2020 -- adalah pelopor Partai Republik yang luar biasa.

Trump Kritik Biden

Pada hari Senin, Trump dengan cepat melontarkan kritiknya sendiri terhadap Biden.

"Dengan bencana dan kegagalan kepresidenan seperti itu, hampir tidak terbayangkan bahwa Biden akan berpikir untuk mencalonkan diri kembali," katanya dalam sebuah pernyataan.

Penantang Partai Republik yang paling mungkin untuk Trump yang berusia 76 tahun, Gubernur Florida Ron DeSantis, menampilkan sosok sayap kanan yang serupa, meskipun jauh lebih muda di usia 44 tahun.

Biden tepis ketuaan untuk kembali nyapres, simak di halaman selanjutnya:

Rusia Ejek Biden

Mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev mengejek Biden "pikun" dan menyebutnya sebagai "kakek yang putus asa" setelah presiden AS tersebut mengumumkan kembali maju capres dalam pilpres AS tahun 2024 mendatang.

"Biden telah mengambil keputusannya. Kakek yang putus asa," tulis Medvedev di Telegram tentang pemimpin AS berusia 80 tahun itu.

"Jika saya berada di posisi militer AS, saya akan segera membuat tas kerja palsu dengan kode nuklir palsu jika dia menang untuk menghindari konsekuensi yang tidak dapat diperbaiki," imbuh sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin itu, seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (26/4) waktu setempat.

Biden Tepis Ketuaan untuk Nyapres Lagi

Presiden Biden menepis kekhawatiran soal usianya yang dianggap terlalu tua untuk kembali mencalonkan diri sebagai capres Partai Demokrat dalam pilpres tahun 2024 mendatang. Biden menyatakan masih merasa baik dan bersemangat soal dirinya kembali nyapres.

Seperti dilansir AFP, Kamis (27/4/2023), Biden yang saat ini berusia 80 tahun telah mencetak sejarah sebagai presiden tertua di AS. Dia akan berusia 86 tahun saat mengakhiri periode kedua masa jabatannya, jika nantinya kembali terpilih menjadi Presiden AS untuk periode kedua.

Biden yang merupakan politisi veteran Partai Demokrat ini jarang membahas usianya. Namun jajak pendapat terbaru menunjukkan usia Biden menjadi persoalan yang mengkhawatirkan di kalangan pemilih -- dan bisa digunakan sebagai senjata oleh capres rivalnya dari Partai Republik.

Usai konferensi pers di Gedung Putih pada Rabu (26/4) waktu setempat, atau sehari setelah dia mengumumkan via video soal keinginannya kembali maju capres, Biden menyebut wajar bagi orang-orang untuk melontarkan pertanyaan soal usianya. Dia mengakui bahwa dirinya sendiri telah berpikir keras soal masalah itu.

"Saya menghormati mereka dengan saksama. Saya juga akan mencermatinya -- saya telah mencermatinya sebelum saya memutuskan unjuk maju capres," ucap Biden dalam komentarnya.

Biden, yang berbicara di sebelah Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol yang tengah berkunjung ke Gedung Putih, menyatakan percaya diri dalam menghadapi apa yang kemungkinan besar akan menjadi pertarungan pemilu yang melelahkan, sembai menjalankan salah satu pekerjaan paling menuntut di dunia.

"Saya merasa baik-baik saja, saya merasa bersemangat soal prospeknya," ujar Biden.

"Orang-orang akan mencari tahu. Mereka akan melihat pertarungannya dan mereka akan menilai apakah saya mendapatkannya atau tidak mendapatkannya," imbuhnya.

Biden menambahkan dengan melontarkan candaan soal usianya. "Saya bahkan tidak bisa menyebut seberapa tua saya. Saya tidak bisa menyebutkan angkanya -- itu tidak terdaftar," selorohnya.

Halaman 3 dari 2
(fas/azh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads