Pemerintah China telah mengerahkan angkatan lautnya untuk menyelamatkan warganya dari Sudan yang dilanda peperangan.
Dilansir kantor berita AFP, Kamis (27/4/2023), beberapa negara tengah bergegas untuk mengevakuasi staf kedutaan dan warga melalui jalan darat, udara dan laut dari Sudan yang dilanda konflik. Di Sudan, pertempuran antara tentara dan paramiliter telah menewaskan ratusan orang dan menyebabkan kekurangan air, makanan, obat-obatan dan bahan bakar.
Operasi penyelamatan diintensifkan dalam beberapa hari terakhir saat gencatan senjata 72 jam mulai berlaku pada hari Selasa (25/4) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Baru-baru ini, situasi keamanan di Sudan terus memburuk," kata juru bicara Kementerian Pertahanan China, Tan Kefei.
Dia mengatakan, Angkatan Laut China dikerahkan pada hari Rabu (26/4) "untuk melindungi nyawa dan properti warga China di Sudan".
Sebelumnya pada hari Senin (24/4), pemerintah China mengatakan telah mengevakuasi sekelompok warganya dengan aman, memperkirakan sekitar 1.500 warga negaranya berada di Sudan.
Tan tidak merinci jumlah kapal Angkatan Laut yang terlibat dalam evakuasi ini.
China merupakan mitra dagang terbesar Sudan, dengan lebih dari 130 perusahaan tercatat berinvestasi di negeri itu pada pertengahan 2022.
Simak juga 'Risiko Kebocoran Lab Berisi Patogen di Tengah Konflik Sudan':
Sekitar 800 warga China akan dievakuasi dari Sudan melalui laut dari 25 hingga 27 April, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning pada Rabu (26/4) kemarin.
Lebih dari 300 warga China lainnya telah menyeberang ke negara-negara yang berbatasan dengan Sudan melalui jalur darat, tambahnya.
Menurut Kementerian Kesehatan Sudan, pertempuran yang berkecamuk di negara itu telah menewaskan sedikitnya 512 orang dan melukai lebih dari 4.000 orang. Perang juga telah meluluh-lantakkan beberapa distrik di ibu kota Khartoum.
Badan-badan PBB melaporkan warga sipil Sudan telah "melarikan diri dari daerah-daerah yang terkena dampak pertempuran, termasuk ke Chad, Mesir dan Sudan Selatan".