Kisah Dramatis Wanita Maroko Selamat dari Pertempuran di Sudan

Kisah Dramatis Wanita Maroko Selamat dari Pertempuran di Sudan

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 27 Apr 2023 12:52 WIB
Damaged buildings are seen following clashes between the paramilitary Rapid Support Forces and the army in South Khartoum locality, Sudan April 25, 2023. REUTERS/ Stringer       NO RESALES. NO ARCHIVES. WATERMARK FROM SOURCE
Dampak kehancuran akibat pertempuran sengit di Sudan (dok. REUTERS/STRINGER)
Khartoum -

Seorang wanita asal Maroko menuturkan kisahnya yang dramatis saat bertahan hidup di tengah pertempuran sengit yang melanda Sudan beberapa waktu terakhir. Wanita berusia 28 tahun yang berprofesi sebagai akademisi ini berhasil diselamatkan usai ditampung oleh keluarga lokal Sudan selama sepekan terjebak konflik.

Seperti dilansir AFP, Kamis (27/4/2023), Leila Oulkebous yang merupakan mahasiswi doktoral ini berhasil diselamatkan dari krisis Sudan bersama beberapa orang lainnya dan telah diterbangkan ke Paris, Prancis, pada Rabu (26/4) waktu setempat.

Pertempuran sengit antara pasukan dari jenderal-jenderal militer Sudan yang bertikai itu telah menewaskan ratusan orang dan memicu eksodus massal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oulkebous (28) menuturkan kepada AFP bahwa dirinya baru saja tiba di Pulau Tuti, sebelah utara ibu kota Khartoum, di mana dirinya sedang melakukan penelitian untuk tesis geografi, ketika kekerasan pecah sekitar dua pekan lalu.

"Saya baru saja tiba, saya berbalik dan saya melihat ledakan-ledakan, saya mendengar suara ledakan keras, suara baku tembak," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Di antara 245 orang yang dievakuasi dengan bantuan Kedutaan Besar Prancis, Oulkebous menyebutnya suatu 'keajaiban' dirinya masih hidup.

Oulkebous menuturkan dirinya terjebak berhari-hari di Pulau Tuti karena tidak bisa kembali ke hotelnya setelah pertempuran pecah. Adalah sebuah keluarga Sudan yang menyelamatkan Oulkebous dan menampungnya selama lebih dari sepekan, bahkan memberikan makanan rumahan dan menjamin keselamatannya.

"Berkat mereka saya bisa menghadapi rasa terkejut yang saya rasakan," ucapnya.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saat ledakan dan suara tembakan terdengar di seluruh kota, Oulkebous dan keluarga lokal yang menampung dirinya berlindung di bawah tempat tidur.

"Saya menangis, jantung saya berdebar-debar, saya terengah-engah. Saya pikir itu sudah berakhir bagi saya," ujarnya.

"Orang-orang yang ada di luar takut terkena peluru, dan mereka yang ada di dalam takut terkena roket," imbuh Oulkebous.

Pada satu titik, sebuah roket jatuh menimpa sebuah rumah di dekat rumah yang menjadi tempat Oulkebous berlindung. "Seluruh keluarga tewas," sebutnya.

Hingga akhirnya, seorang staf Kedutaan Besar Prancis yang tinggal di pulau itu datang untuk menyelamatkan Oulkebous. Berkat bantuan Prancis, Oulkebous masuk dalam beberapa orang yang dievakuasi dari Sudan dan tiba di Paris pada Rabu (26/4) waktu setempat.

Satu orang lainnya yang berhasil selamat dari krisis Sudan menuturkan dirinya tengah berada di dalam salah satu hotel yang disita oleh paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (RSF) yang tengah bertempur melawan pasukan militer Sudan yang loyal terhadap Panglima Militer Abdel Fattah al-Burhan.

Nicolas Forgeard-Grignon (42) menggambarkan deru senjata antipesawat yang ditembakkan dari dalam hotel. Forgeard-Grignon dan para tamu hotel lainnya bertahan hidup dengan mengandalkan pasokan logistik hotel tersebut hingga mereka diselamatkan.

Pertempuran antara RSF dengan Angkatan Bersenjata Sudan (SAF), menurut Kementerian Kesehatan Sudan, telah menewaskan sedikitnya 512 orang dan melukai lebih dari 4.000 orang lainnya. Pertempuran sengit itu dilaporkan menghancurkan sejumlah distrik di sekitar ibu kota Khartoum.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads