2 Eks Pejabat Rusia Dibui 19 Tahun Gegara Protes Mobilisasi Militer

2 Eks Pejabat Rusia Dibui 19 Tahun Gegara Protes Mobilisasi Militer

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 10 Apr 2023 18:25 WIB
Ilustrasi sidang (Reuters)
Ilustrasi (dok. Reuters)
Moskow -

Pengadilan Rusia menjatuhkan vonis hingga 19 tahun penjara terhadap dua mantan pejabat negara itu terkait aksi memprotes mobilisasi militer untuk perang di Ukraina. Dua mantan pejabat Moskow itu diadili dan dihukum karena melemparkan sejumlah bom Molotov ke kantor balai kota setempat.

Seperti dilansir AFP, Senin (10/4/2023), hukuman itu tercatat sebagai yang terberat yang pernah dijatuhkan untuk jenis serangan semacam itu di Rusia. Sejak melancarkan invasi ke Ukraina, atau yang disebut 'operasi militer khusus' oleh Kremlin, serangan semacam itu telah terjadi puluhan kali di berbagai wilayah Rusia.

Pada September tahun lalu, Presiden Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi militer parsial untuk menopang pasukan Rusia di Ukraina, yang memicu eksodus massal ke luar negeri oleh pria-pria Rusia yang menghindar dikirim ke garis depan pertempuran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua mantan pejabat Rusia, Roman Nasriyev yang mantan pejabat Garda Nasional dan Alexei Nuriyev yang pernah bekerja pada Kementerian Urusan Darurat, dinyatakan bersalah atas serangan pada 22 Oktober di sebuah kota kecil Bakal di wilayah selatan Chelyabinsk.

Pengadilan militer Rusia, seperti dilansir kantor berita TASS, menyatakan kedua mantan pejabat itu telah melancarkan 'aksi terorisme' sebagai bagian dari kelompok terorganisir.

ADVERTISEMENT

Diungkapkan dalam persidangan bahwa keduanya memecahkan sebuah jendela di gedung balai kota setempat dan melemparkan sejumlah bom Molotov ke dalam melalui jendela itu. Tidak ada korban jiwa maupun luka-luka akibat serangan itu, demikian juga tidak terjadi kerusakan besar pada bangunan itu.

Nasriyev dan Nuriyev tidak menyangkal tindakan mereka, namun menolak dakwaan terorisme. Dijelaskan keduanya bahwa mereka hanya ingin memprotes pertempuran yang terjadi di Ukraina.

"Saya hanya ingin menunjukkan bahwa, di kota kami, ada orang-orang yang menentang mobilisasi dan 'operasi militer khusus' (di Ukraina)," ucap Nasriyev dalam persidangan seperti dikutip organisasi non-pemerintah Zona Solidarosti.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Terdapat belasan serangan serupa yang melibatkan bom Molotov terhadap gedung-gedung publik sejak Rusia melancarkan invasinya ke UKraina, namun dakwaan yang dijeratkan tidak terlalu parah.

Rusia diketahui memperketat undang-undang (UU) di wilayahnya untuk membungkam suara-suara yang menentang operasi militernya di wilayah Ukraina.

Ratusan aktivis maupun warga biasa yang secara terang-terangan menentang operasi militer di Ukraina telah dijatuhi hukuman denda atau hukuman penjara.

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads