The Boston Strangler atau pencekik asal Boston merupakan kasus 'pembunuhan berantai' pertama Amerika Serikat di era modern. Namun siapa sangka, kasus ini terungkap berkat jasa dua jurnalis perempuan.
Seperti dilansir dari BBC, antara Juni 1962 dan Januari 1964, Boston diselimuti kengerian. 13 wanita di wilayah Boston dicekik.
Polisi awalnya tidak percaya bahwa itu adalah perbuatan satu orang. Namun publik diyakinkan oleh media bahwa mereka semua adalah korban dari seorang pembunuh yang mereka juluki 'The Boston Strangler'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang mengerikan bagi penduduk Boston adalah bahwa korbannya bukan pelacur atau gelandangan, tetapi wanita paruh baya atau orang terhormat yang diserang di rumah mereka sendiri.
Dilansir dari The Guardian, ada peran dua jurnalis perempuan di balik upaya meyakinkan masyarakat bahwa kasus ini dilakukan satu orang. Mereka adalah Loretta McLaughlin dan Jean Cole Harris dari surat kabar Record American (dulu bernama Boston Herald). Dua perempuan ini bekerja menganalisis kasus ini ketika ruang redaksi media di tahun 1960-an begitu patriarkis.
Awalnya, Loretta McLaughlin bukan jurnalis yang bekerja untuk desk kriminal. Namun, setelah tiga perempuan dibunuh dengan kondisi yang sama--tercekik dengan stoking--ia yakin bahwa kasus ini dilakukan oleh satu orang yang sama. Dia lantas berinisiatif untuk menulis berita ini meskipun polisi Boston marah, karena polisi merasa ini hanya kasus biasa.
McLaughlin pun bekerjasama denga Jean Harris. Salah satu artikel pertama mereka, yang diterbitkan pada Januari 1963, berjudul 'Dua Reporter Gadis Menganalisis Pencekik'. Meskipun awalnya beritanya dianggap tak menarik, McLaughlin tetap teguh untuk memberitakan berita ini.
"Seorang editor memperdebatkan nilai berita tentang empat wanita yang meninggal, mencatat bahwa mereka yang 'bukan siapa-siapa'" ujarnya.
"Mengapa ada orang yang membunuh empat wanita tak dikenal. Itulah yang membuat mereka begitu menarik... saudara perempuan tanpa nama, seperti kita semua," lanjutnya.
Perlahan-lahan kasus ini pun mencapai titik terang. Pelaku Boston Strangler pun mulai terungkap.
Bagaimana kisahnya? Baca halaman selanjutnya.
Simak juga Video: Ini Tampang Arpandi, Pemerkosa-Pembunuh Siswi SMP di Jambi
Korban Pertama
Pada malam 14 Juni 1962, Anna Slesers, seorang penjahit berusia 55 tahun kelahiran Latvia, baru saja selesai makan malam. Dia memutuskan untuk mandi sebentar sebelum putranya, Juris, datang menjemputnya. Tahu-tahu, anak sudah tewas dicekik dengan kabel.
Setelah itu, wanita-wanita paruh baya lainnya turut menjadi korban. Polisi pun bergerak. Seroang pria bernama Albert DeSalvo dicurigai sebagai sosok The Boston Strangler.
Kecurigaan terhadap Albert DeSalvo ini bermula dari pengakuannya atas serangkaian kasus pemerkosaan di AS. Selain itu, bukti DNA yang ditemukan pada korban terakhir The Boston Stangler, Marry Sullivan saat itu juga tidak cocok.
Namun, pada akhirnya Albert DeSalvo juga ditangkap. Berikut ini beberapa korban DeSalvo:
14 Juni 1962: Anna Slesers, 55
28 Juni 1962: Mary Mullen, 85
30 Juni 1962: Nina Nichols, 68
30 Juni 1962: Helen Blake, 65
21 Agustus 1962: Ida Irga, 75
30 Agustus 1962: Jane Sullivan, 67
5 Des 1962: Sophie Clark, 20
31 Des 1962: Patricia Bissette, 23
9 Maret 1963: Mary Brown, 69
6 Mei 1963: Beverly Samans, 23
8 Sep 1963: Evelyn Corbin, 58
23 Nov 1963: Joann Graff, 23
4 Jan 1964: Mary Sullivan, 19
Albert mengaku pembunuhan-pembunuhan ini meskipun beberapa pihak masih meragukannya.
Sementara itu, kisah Loretta McLaughlin dan Jean Cole Harris pun begitu menarik. Sebab, tanpa mereka mungkin kasus mengerikan ini takkan terungkap. Kisah keduanya pun menginspirasi lahirnya film Boston Strangler yang dirilis pada tahun 2023.