Rusia membantah keras tuduhan jet tempurnya menjadi penyebab jatuhnya drone AS tersebut. Otoritas Moskow menegaskan tidak ada tabrakan sama sekali dalam insiden di Laut Hitam itu.
Dalam penjelasannya, Moskow mengklaim drone AS itu jatuh setelah melakukan 'manuver tajam' dan 'secara sengaja dan provokatif' terbang di dekat wilayah udara Rusia yang mendorong pengerahan jet tempur.
"Kami harus mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan," tegas Patrushev dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut bahwa penerbangan drone AS itu di dekat wilayah udara Rusia menjadi bukti lainnya yang menunjukkan Washington 'telah mengambil bagian' dalam konflik di Ukraina.
Menanggapi pernyataan Patrushev, Milley yang menjabat Kepala Staf Gabungan pada militer AS menilai upaya pencarian drone yang jatuh ke lautan tidak mudah untuk dilakukan. Namun Milley juga tidak secara eksplisit mengesampingkan upaya AS mencari puing drone itu di perairan Laut Hitam.
"Kami tidak memiliki kapal permukaan milik Angkatan Laut di Laut Hitam saat ini," ucapnya.
Disebutkan Milley bahwa drone itu kemungkinan besar telah hancur dan tenggelam di perairan dengan kedalaman mencapai 1.200 meter hingga 1.500 meter.
Namun jika Rusia berhasil menemukan dan mengevakuasi drone militer itu, Milley menegaskan bahwa otoritas AS telah mengambil 'langkah-langkah mitigasi' untuk melindungi informasi sensitif pada drone itu.
"Kami cukup yakin bahwa nilai apapun yang ada tidak lagi berharga," tegasnya.
AS diketahui menggunakan drone MQ-9 Reaper untuk misi pengintaian dan misi serangan. Drone jenis itu sudah sejak lama beroperasi di Laut Hitam, dengan tugas mengawasi pergerakan pasukan Angkatan Laut Rusia.
Sejumlah drone AS telah hilang dalam beberapa tahun terakhir, termasuk salah satunya yang disebut oleh Komando Pusat AS telah ditembak jatuh di langit Yaman dengan sebuah rudal permukaan-ke-udara tahun 2019 lalu.
(nvc/idh)