Presiden Honduras mengumumkan bahwa negaranya akan menjalin hubungan diplomatik dengan China. Langkah ini akan mengakibatkan pemutusan hubungan resmi Honduras yang telah berlangsung lama dengan Taiwan.
Dilansir kantor berita AFP, Rabu (15/3/2023), Castro menulis di Twitter bahwa dia telah menginstruksikan Menteri Luar Negeri Eduardo Reina "untuk melakukan pembukaan hubungan resmi dengan Republik Rakyat China."
Langkah itu dilakukan beberapa minggu setelah pemerintahnya mengumumkan sedang bernegosiasi dengan China untuk membangun bendungan pembangkit listrik tenaga air yang disebut Patuca II.
Di bawah prinsip "Satu China" yang diterapkan Beijing, tidak ada negara yang dapat mempertahankan hubungan diplomatik resmi dengan China dan Taiwan sekaligus.
Honduras adalah salah satu dari hanya 14 negara yang secara resmi mengakui Taiwan, sebuah pulau dengan pemerintahan sendiri yang dianggap China sebagai bagian dari wilayahnya, yang akan direbut kembali suatu hari nanti, jika perlu dengan kekerasan.
Pemerintah Honduras belum mengonfirmasi apakah telah secara resmi memutuskan hubungan dengan Taiwan.
Atas pengumuman ini, Kementerian Luar Negeri Taiwan menyatakan "keprihatinan serius".
"Kami meminta Honduras untuk mempertimbangkan dengan hati-hati dan tidak jatuh ke dalam perangkap China dan membuat keputusan yang salah untuk merusak persahabatan jangka panjang antara Taiwan dan Honduras," kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.
Amerika Latin telah menjadi medan pertempuran diplomatik utama bagi China dan Taiwan sejak keduanya berpisah pada 1949 setelah perang saudara. Honduras termasuk di antara tiga negara Amerika Tengah -- bersama Belize dan Guatemala -- yang masih mengakui Taiwan.
Lihat juga Video 'China Minta AS Ubah Pandangan Atau Bakal Berakhir Konflik':
(ita/ita)