Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Ahmad Vahidi menyebut sedikitnya 52 sekolah di puluhan provinsi Iran terdampak kasus keracunan massal sejak November tahun lalu. Sementara laporan media lokal Iran menyebut ada lebih dari 60 sekolah yang terdampak, dengan sebagian besar merupakan sekolah khusus perempuan.
Para siswi yang mengalami keracunan dilaporkan mengeluhkan sakit kepala, jantung berdebar, merasa lesu dan tidak bisa bergerak. Beberapa siswi lainnya menggambarkan mereka mencium bau jeruk, klorin atau bahan pembersih yang menyengat baunya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini belum ada laporan kematian dalam kasus keracunan massal ini.
Vahidi dalam pernyataan pada akhir pekan menyebut bahwa 'sampel-sampel mencurigakan' telah dikumpulkan oleh para penyelidik, tanpa menjelaskan lebih lanjut. Dia menyerukan publik untuk tetap tenang dan menuduh musuh-musuh Teheran menebar ketakutan untuk melemahkan Iran.
Sejumlah politisi lokal menyalahkan kelompok-kelompok keagamaan yang menentang pendidikan untuk perempuan sebagai dalang di balik keracunan massal itu. Namun Iran diketahui tidak memiliki riwayat kelompok ekstremis agama menargetkan pendidikan perempuan seperti yang terjadi di Afghanistan.
(nvc/ita)