Sementara pada Selasa (28/2) waktu setempat, parlemen Iran menggelar rapat untuk membahas insiden keracunan massal itu bersama dengan Menteri Kesehatan (Menkes) Bahram Eynollahi. Kantor berita IRNA mengutip juru bicara parlemen Iran, Mohammad Bagher Ghalibaf, yang menegaskan otoritas kota Qom dan Borujerd 'tengah mengurusi kasus keracunan siswa'.
Dalam pernyataan pada Minggu (26/2) waktu setempat, Wakil Menkes Younes Panahi menyatakan beberapa orang diracun di sekolah perempuan di Qom, dengan tujuan menutup akses pendidikan untuk anak-anak perempuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah insiden beberapa siswa keracunan di sekolah-sekolah Qom, ditemukan bahwa beberapa orang menginginkan semua sekolah, khususnya sekolah anak-anak perempuan, untuk ditutup," ucap Panahi seperti dikutip IRNA.
Dia tidak menjelaskan lebih lanjut soal pihak yang disebutnya ingin menutup sekolah khusus perempuan. Sejauh ini, belum ada penangkapan yang dilakukan terkait insiden keracunan massal itu.
Para aktivis membandingkan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas insiden keracunan massal itu dengan Taliban di Afghanistan dan Boko Haram di Sahel, yang menentang pendidikan untuk perempuan.
(nvc/ita)