Pengadilan Iran sedang menuntut seorang wanita karena dianggap tak menghormati atau menghina jilbab. Wanita tersebut melemparkan jilbab ke tanah saat pertemuan publik.
"Proses hukum telah diluncurkan terhadap seorang wanita yang tidak menghormati jilbabnya selama pemilihan untuk cabang Teheran dari Organisasi Teknik Konstruksi Iran," kata kantor berita Tasnim, seperti dilansir AFP, Minggu (19/2/2023).
Diketahui, persyaratan bagi perempuan untuk mengenakan jilbab di depan umum, yang diatur dalam undang-undang setelah revolusi Islam tahun 1979, telah memicu protes nasional sejak kematian Mahsa Amini (22) pada September menyusul penangkapannya atas dugaan pelanggaran hukum. kode berpakaian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah video pendek yang diterbitkan oleh surat kabar Kota Teheran, Hamshahri, menunjukkan seorang wanita melemparkan jilbabnya ke tanah saat para peserta meninggalkan pertemuan.
"Diklaim secara keliru bahwa orang ini didiskualifikasi (dari pemilihan cabang) karena tidak mengenakan jilbab," tambah Tasnim, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Sejak protes Amini meletus tahun lalu, semakin banyak perempuan keluar rumah tanpa menutupi rambut mereka, terutama di kota-kota besar Iran.
Pada 10 Januari, pengadilan mengatakan ingin melanjutkan penerapan undang-undang yang menetapkan hukuman berat bagi pelanggaran kode berpakaian, termasuk pengasingan.
Dalam beberapa pekan terakhir, beberapa kafe, restoran, dan apotek ditutup karena melayani pelanggan yang tidak mengenakan jilbab.
Simak juga 'Saat Lagi! Iran Hukum Mati 3 Pengunjuk Rasa Kematian Mahsa Amini':