Perang yang berkecamuk di Ukraina setelah Rusia melancarkan invasi telah memasuki tahun kedua. Direktur Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (AS) atau CIA William Burns menilai Presiden Vladimir Putin 'terlalu percaya diri' terhadap kemampuan militer negaranya untuk menaklukkan Ukraina.
Seperti dilansir Associated Press, Senin (27/2/2023), Burns dalam wawancara dengan program televisi CBS 'Face the Nation' mengungkapkan bahwa kepala badan intelijen Rusia dalam pertemuan pada November lalu menunjukkan 'keangkuhan dan kesombongan' yang mencerminkan keyakinan Putin dalam menaklukkan Kiev.
"Bahwa dia bisa membuat waktu bekerja untuknya, bahwa dia meyakini dirinya bisa menaklukkan Ukraina, bahwa dia bisa melemahkan sekutu-sekutu Eropa kita, bahwa kelelahan politik pada akhirnya akan terjadi," kata bos CIA itu merujuk pada Putin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Burns menyebut percakapan dengan intelijen Rusia pada November lalu 'cukup mengecewakan'. Dia juga mengakui memperingatkan konsekuensinya jika Moskow mengerahkan senjata nuklir dalam perang di Ukraina.
Lebih lanjut, Burns menuturkan dirinya menilai Putin 'cukup bertekad' untuk melanjutkan perang, meskipun Rusia mengalami banyak korban jiwa, kekurangan taktik, dan menderita kerugian ekonomi juga reputasi.
"Saya pikir Putin, saat ini, sepenuhnya terlalu percaya diri pada kemampuannya ... untuk melemahkan Ukraina," ucap Burns dalam wawancara yang ditayangkan CBS pada Minggu (26/2) waktu setempat.
Burns juga menilai bahwa Putin meremehkan tekad AS dalam mendukung Ukraina. Menurut Burns, pengalamannya menunjukkan bahwa pemimpin Rusia itu memandang Amerika memiliki 'gangguan haus perhatian dan kita akan beralih ke beberapa masalah lainnya pada akhirnya'.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan juga 'Tangguhkan Perjanjian Nuklir, Rusia Kini Produksi Massal Rudal Hipersonik':
Pernyataan Burns itu disampaikan saat titik kritis menyelimuti perang di Ukraina, dengan pemerintahan Presiden Joe Biden 'meyakini kepemimpinan China tengah mempertimbangkan' apakah akan memberikan pasokan peralatan militer 'mematikan' kepada Rusia.
"Itu akan menjadi pertaruhan yang sangat berisiko dan tidak bijaksana," cetus Burns, sembari menyebut langkah semacam itu hanya akan semakin memperburuk hubungan Washington dan Beijing yang merupakan dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
"Itulah mengapa saya sangat berharap mereka tidak melakukannya," imbuhnya, merujuk pada China.
Dalam pernyataannya, Burns menyebut Presiden China Xi Jinping telah mengamati dengan cermat bagaimana perang di Ukraina berkembang. "Saya pikir, dalam banyak hal, dia merasa gelisah dan tersadar oleh apa yang disaksikannya," ucapnya, merujuk pada Xi.
Terakhir, Burns menyebut 'keangkuhan Putin telah menguasai Rusia' dan dia memperingatkan bahwa dalam sistem otoriter, ketika 'tidak ada seorangpun yang menantang' seorang pemimpin, maka 'Anda bisa melakukan sejumlah kesalahan besar'.