Australia Kirim Drone ke Ukraina, Jatuhkan Sanksi Terbaru untuk Rusia

Australia Kirim Drone ke Ukraina, Jatuhkan Sanksi Terbaru untuk Rusia

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 24 Feb 2023 13:20 WIB
Australian Prime Minister Anthony Albanese attends a joint news briefing with Ukrainian President Volodymyr Zelenskiy (not pictured), as Russias attack on Ukraine continues, during a parliament session in Kyiv, Ukraine July 3, 2022. Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS
PM Australia Anthony Albanese (Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS)
Canberra -

Pemerintah Australia mengumumkan akan mengirimkan lebih banyak drone ke Ukraina untuk membantu negara itu melawan invasi Rusia. Canberra juga menyatakan akan menjatuhkan sanksi-sanksi finansial terbaru yang ditargetkan untuk 90 individu dan 40 entitas Rusia.

Seperti dilansir Reuters, Jumat (24/2/2023), pengumuman itu disampaikan oleh Perdana Menteri (PM) Anthony Albanese dalam pernyataan terbaru, menjelang peringatan setahun invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai 24 Februari tahun lalu.

Para individu dan entitas yang menjadi target sanksi terbaru itu mencakup para menteri Rusia yang mengawasi sektor energi, sumber daya dan industri, juga para pemain penting dalam pertahanan yang termasuk produsen senjata Kalashnikov Concern, perusahaan penerbangan Tupolev dan pengembang kapal selam Admiralty Shipyards.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami terus mendukung Ukraina," tegas Albanese dalam pernyataannya.

"(Sistem udara tanpa awak) Memberikan kemampuan intelijen, pengawasan dan pengintaian medan perang untuk Angkatan Bersenjata Ukraina," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Albanese tidak menyebutkan secara spesifik soal jumlah drone dan model yang akan dikirimkan ke Ukraina, dan apakah drone itu dilengkapi senjata.

Puluhan ribu warga sipil Ukraina dan tentara kedua negara -- Ukraina dan Rusia -- diyakini tewas, sedangkan jutaan orang lainnya melarikan diri dari perang sejak Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi setahun lalu. Moskow menyebutnya 'operasi militer khusus' untuk menyingkirkan ekstremis dari negara tetangganya.

Simak juga Video 'Joe Biden Disebut Tak Berani ke Ukraina Tanpa Memperingatkan Rusia':

[Gambas:Video 20detik]



Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Menjelang peringatan setahun perang di Ukraina, Putin membahas soal persenjataan nuklir Rusia. Sementara Amerika Serikat (AS) dan NATO menuduh China tengah mempertimbangkan untuk memasok senjata ke Rusia -- mitra strategis Beijing. Otoritas Rusia dengan tegas membantah tuduhan itu.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Penny Wong secara terpisah menuturkan kepada televisi ABC bahwa dirinya akan menyerukan China untuk mengambil langkah-langkah guna meredakan konflik.

Australia yang merupakan salah satu negara kontributor non-NATO terbesar dalam dukungan Barat untuk Ukraina, telah mengirimkan bantuan kemanusiaan, amunisi, dan peralatan pertahanan. Canberra juga melarang ekspor bijih alumina dan aluminium, termasuk bauksit, ke Rusia.

Sejak konflik Ukraina dimulai, Australia telah memberikan dukungan militer senilai AU$ 500 juta untuk Ukraina. Negara itu juga mengerahkan tentaranya ke Inggris untuk membantu melatih tentara Ukraina di sana dan menjatuhkan sanksi terhadap lebih dari 1.000 individu dan entitas Rusia.

Sebelumnya, AS mengumumkan akan mengirimkan bantuan militer tambahan senilai US$ 2 miliar (Rp 30,4 triliun) untuk Ukraina. Washington menegaskan akan terus menyediakan bantuan yang dibutuhkan Kiev untuk bisa mengalahkan Moskow di medan perang.

Bantuan militer tambahan itu diumumkan oleh penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan pada Kamis (23/2) waktu setempat, atau menjelang peringatan setahun invasi Moskow ke Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari tahun lalu.

"Kami akan terus melihat apa yang diperlukan, dan memastikan bahwa kami menyediakan apa yang diperlukan agar Ukraina memiliki apa yang dibutuhkan untuk berhasil di medan perang," tegas Sullivan dalam acara town hall CNN, di mana dia mengumumkan bantuan tambahan untuk Kiev itu.

Tidak dijelaskan lebih lanjut oleh Sullivan soal detail bantuan militer tambahan yang akan dikirimkan ke Ukraina itu.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads