Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan keputusan untuk menangguhkan perjanjian pengurangan senjata nuklir dengan Amerika Serikat. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan keputusan Rusia itu "sangat disayangkan dan tidak bertanggung jawab", tetapi AS bersedia membicarakan masalah tersebut.
"Kami tetap siap untuk berbicara tentang pembatasan senjata strategis kapan saja dengan Rusia, terlepas dari apa pun yang terjadi di dunia atau dalam hubungan kami," kata Blinken kepada wartawan di kedutaan Amerika di Athena, Yunani selama kunjungan regional, seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (22/2/2023).
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom hari ini:
- NATO Khawatir China Akan Persenjatai Rusia dalam Perang Ukraina
Sekretaris Jenderal (Sekjen) aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mengulang kekhawatiran Amerika Serikat (AS) soal China bisa saja memasok persenjataan kepada Rusia untuk membantu perangnya di Ukraina.
"Presiden (Vladimir) Putin yang memulai perang penaklukan kekaisaran ini. Putin yang terus meningkatkan perang," cetus Stoltenberg dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Rabu (22/2/2023).
"Kami juga semakin khawatir bahwa China mungkin berencana memberikan dukungan yang mematikan bagi perang Rusia," ucapnya.
Kekhawatiran itu diungkapkan Stoltenberg setelah menghadiri pertemuan dengan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina Dmytro Kuleba yang membahas rencana untuk meningkatkan pasokan amunisi dari negara-negara Barat ke Ukraina.
- Putin Mundur dari Perjanjian Nuklir New START, Bisa Perang Nuklir?
Keputusan Rusia menarik diri dari perjanjian pengendalian senjata nuklir dengan Amerika Serikat (AS) dinilai menjadi pukulan bagi upaya membatasi pasokan nuklir. Namun demikian, langkah Moskow itu juga dinilai tidak serta-merta akan meningkatkan risiko perang nuklir.
Seperti dilansir AFP, Rabu (22/2/2023), para pakar menilai keputusan Presiden Vladimir Putin menangguhkan kerja sama di bawah perjanjian New START haruslah dipahami sebagai upaya lainnya untuk menekan negara-negara Barat yang terus memasok persenjataan dan dana ke Ukraina yang melawan invasi Rusia.
Mantan Presiden AS Barack Obama menandatangani perjanjian itu tahun 2010 lalu bersama Presiden Rusia saat itu, Dmitry Medvedev. Washington melihat perjanjian itu sebagai bagian dari pengaturan ulang yang lebih bersahabat dengan Kremlin.
Setelah diperbarui tahun 2021, perjanjian itu ditetapkan akan berlaku hingga tahun 2026.
- Rusia Tuntut AS Tarik Tentara dan Peralatan Militer dari Ukraina!
Pemerintah Rusia menuntut Amerika Serikat untuk menarik para tentara dan peralatan militer dari Ukraina. Tuntutan itu disampaikan Kementerian Luar Negeri Rusia pada hari Selasa (21/2).
(ita/ita)