Amerika Serikat (AS) menembak jatuh sebuah objek terbang tak teridentifikasi (unidentified flying object atau UFO) yang mengudara di langit Alaska. Departemen Perdagangan AS memasukkan enam perusahaan China ke dalam daftar hitam (blacklist) terkait program balon mata-mata yang ditembak jatuh pekan lalu.
Juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Patrick Ryder menuturkan jet tempur F-22 itu menembakkan sebuah rudal Sidewinder ke arah objek terbang itu pada Jumat (10/2) waktu setempat. Objek terbang itu disebut berukuran sebesar mobil ukuran kecil.
Sementara perusahaan-perusahaan China yang dimasukkan ke dalam daftar hitam, atau yang disebut Entity List, oleh Departemen Perdagangan itu dilarang memperoleh barang dan teknologi AS tanpa izin resmi dari pemerintah.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Sabtu (11/2/2023):
- AS Tembak Jatuh UFO Seukuran Mobil yang Mengudara di Langit Alaska
Jet tempur F-22 milik Amerika Serikat (AS) menembak jatuh sebuah objek terbang tak teridentifikasi atau unidentified flying object (UFO) yang terdeteksi mengudara di langit Alaska. Insiden itu terjadi kurang dari sepekan setelah jet tempur AS lainnya menembak jatuh balon mata-mata China.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (11/2/2023), juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Patrick Ryder menuturkan jet tempur F-22 itu menembakkan sebuah rudal Sidewinder ke arah objek terbang itu pada Jumat (10/2) waktu setempat. Objek terbang itu disebut berukuran sebesar mobil ukuran kecil.
"Kami tidak tahu siapa yang memiliki objek ini," ucap juru bicara Gedung Putih John Kirby dalam pernyataan terpisah.
- Ini Alasan AS Tembak Jatuh UFO Seukuran Mobil di Langit Alaska
Amerika Serikat (AS) dengan cepat memutuskan untuk menembak jatuh sebuah objek terbang tak teridentifikasi atau unidentified flying object (UFO) yang terdeteksi di langit Alaska. Namun, membutuhkan waktu berhari-hari sebelum menembak jatuh balon mata-mata China yang terbang di wilayah udaranya. Apa alasannya?
Seperti dilansir CNN, Sabtu (11/2/2023), sebuah jet tempur F-22 menembak jatuh objek terbang itu pada Jumat (10/2) sekitar pukul 13.45 waktu setempat. Pentagon atau Departemen Pertahanan AS mengungkapkan objek terbang itu pertama terdeteksi pada Kamis (9/2) waktu setempat dengan menggunakan radar darat.
Gedung Putih dalam pernyataannya menyebut bahwa Presiden Joe Biden yang memerintahkan langsung militer AS untuk menembak jatuh objek misterius, yang disebut otoritas Washington DC sebagai 'objek di ketinggian tinggi' yang mengudara di Alaska itu.