Amerika Serikat (AS) enggan urusan balon yang diduga alat mata-mata China berbuntut panjang. AS menegaskan tidak mencari konflik dengan China meski ketegangan meningkat usai mereka menembak jatuh balon milik negara Tirai Bambu itu.
Keinginan untuk tidak berkonflik dengan China itu disampaikan Presiden AS Joe Biden. Biden mengaku telah menekankan kepada Presiden China Xi Jinping bahwa negaranya tidak ingin berkonflik dengan China.
"Saya menekankan kepada Xi Jinping bahwa kami (AS) akan bersaing sepenuhnya dengan China, tapi kami tidak mencari konflik. Dan itulah yang terjadi sejauh ini," kata Biden, Kamis (9/2/2023).
AS Tuding Balon Mata-mata China Tersebar di 5 Benua
AS sebelumnya menuding bahwa balon yang ditembak jatuh militernya itu merupakan bagian dari "armada mata-mata" China yang telah menjangkau lima benua.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan AS telah memberikan informasi kepada sekutunya usai meneliti puing-puing balon China yang ditembak jatuh.
"Kami sudah berbagi informasi dengan puluhan negara di seluruh dunia, baik dari Washington maupun melalui kedutaan kami," kata Blinken seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (9/2/2023).
"Kami melakukannya karena Amerika Serikat bukan satu-satunya target dari program yang lebih luas ini, yang telah melanggar kedaulatan negara-negara di lima benua," ujar Menlu AS itu dalam konferensi pers bersama dengan Sekjen NATO Jens Stoltenberg yang berkunjung ke AS.
Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre, berbicara secara terpisah kepada wartawan di Air Force One, menyebut balon-balon China itu sebagai bagian dari "armada" dan mengatakan balon-balon itu telah terlihat di seluruh dunia selama beberapa tahun.
Simak juga Video 'Balon Mata-mata Milik China Ukurannya Setara Gedung 15 Lantai':
Selengkapnya di halaman berikut
(mae/aik)