AS Akui Pernah Gagal Deteksi Balon Mata-mata China di Tahun Sebelumnya

AS Akui Pernah Gagal Deteksi Balon Mata-mata China di Tahun Sebelumnya

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 07 Feb 2023 14:45 WIB
A suspected Chinese spy balloon is seen after it was shot down off the coast of Garden City, South Carolina, U.S. February 4, 2023.  Travis Huffstetler/Handout via REUTERS    THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY MANDATORY CREDIT
Detik-detik saat balon mata-mata China ditembak jatuh jet tempur AS (dok. REUTERS/Randall Hill)
Washington DC -

Seorang jenderal senior Amerika Serikat (AS) mengakui militer AS pernah gagal mendeteksi keberadaan balon mata-mata asing di masa lalu, sebelum insiden terbaru yang melibatkan balon mata-mata China yang ditembak jatuh. Jenderal senior AS menyebut kegagalan itu sebagai 'kesenjangan kewaspadaan'.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (7/2/2023), pengakuan itu disampaikan Kepala Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara dan Komando Utara AS, Jenderal Glen VanHerck, dari Angkatan Udara AS. VanHerck merupakan pejabat tinggi militer AS yang bertanggung jawab atas ditembak jatuhnya balon mata-mata China.

Pentagon atau Departemen Pertahanan AS mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa balon mata-mata China telah mengudara sebentar di AS setidaknya tiga kali sebelum pemerintahan Presiden Donald Trump dan satu kali sebelumnya pada masa pemerintahan Presiden Joe Biden.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

VanHerck mengatakan bahwa militer AS tidak mendeteksi keberadaan balon mata-mata asing itu, sebelum sebuah balon mata-mata yang diduga milik China terdeteksi pada 28 Januari terbang di wilayah udara AS.

VanHerck menyebut balon mata-mata China itu berukuran raksasa dengan tinggi mencapai 60 meter dan membawa muatan yang beratnya diduga mencapai ribuan pon.

ADVERTISEMENT

"Saya akan memberitahu Anda bahwa kami tidak mendeteksi ancaman-ancaman itu sebelumnya, dan itu merupakan area kesenjangan kewaspadaan," ujar VanHerck dalam pernyataannya.

Dia menambahkan bahwa intelijen AS menetapkan tujuan penerbangan balon udara asing sebelumnya setelah fakta yang didasarkan pada 'sarana pengumpulan tambahan' untuk informasi intelijen, tanpa mencari detail lebih lanjut soal apakah itu mungkin spionase dunia maya, penyadapan telepon atau sumber manusia.

Pada Sabtu (4/2) lalu, sebuah jet tempur F-22 milik Angkatan Udara AS menembak jatuh balon mata-mata China itu dengan sebuah rudal supersonik tunggal AIM-9X yang merupakan jenis rudal udara-ke-udara dan memiliki kemampuan pencarian termal.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Simak Video: Geger 'Balon Mata-Mata' Bikin Menlu AS Batal ke China

[Gambas:Video 20detik]



Balon mata-mata itu ditembak jatuh saat mengudara di atas lepas pantai South Carolina, yang ada di perairan Atlantik. Washington DC memutuskan untuk menembak jatuh balon mata-mata itu sekitar sepekan setelah terdeteksi di wilayah udara AS dan memicu perselisihan diplomatik dengan China.

Kini, Angkatan Laut dan Penjaga Pantai AS tengah dalam proses mencari dan mengumpulkan puing-puing balon mata-mata itu untuk analisis intelijen.

Otoritas Beijing mengklaim balon udara raksasa itu merupakan kendaraan udara untuk observasi cuaca yang tidak memiliki tujuan militer. Namun Washington DC menggambarkannya sebagai kendaraan mata-mata yang canggih dan bisa mengudara sangat tinggi.

Diketahui juga bahwa balon mata-mata itu sempat perlahan melintasi wilayah AS bagian tengah, dengan sejumlah laporan menyebutnya melewati situs-situs militer sangat rahasia, sebelum akhirnya bergerak ke arah pantai timur AS yang menjadi lokasinya ditembak jatuh.

VanHerck dalam pernyataannya mengungkapkan bahwa balon mata-mata itu berukuran tinggi 60 meter dan membawa muatan seberat ribuan pon, yang kira-kira seukuran jet tempur biasa. VanHerck juga tidak mengesampingkan kemungkinan adanya bahan peledak dalam balon mata-mata itu, namun dia juga menyatakan tidak memiliki bukti untuk mendukung asumsi itu.

Kendati demikian, asumsi itu menjadi salah satu faktor yang mendasari keputusan menembak jatuh balon mata-mata itu di atas perairan terbuka. Lebih lanjut dituturkan VanHerck bahwa puing balon mata-mata China itu akan dipelajari secara cermat oleh AS.

"Saya tidak mengetahui ke mana puing-puing itu akan dibawa untuk analisis akhir, tapi saya akan memberitahu Anda bahwa komunitas intelijen bersama dengan komunitas penegak hukum yang bekerja di bawah kontraintelijen akan memeriksanya dengan baik," jelas VanHerck dalam pernyataannya.

Sebelumnya, juru bicara Dewan Keamanan Nasional pada Gedung Putih, John Kirby, mengungkapkan bahwa balon mata-mata China itu tidak terbang melayang begitu saja, karena ternyata memiliki baling-baling dan kemudi sebagai sarana pengendali, meskipun saat balon itu tersapu aliran angin sangat kencang di ketinggian yang sangat tinggi.

"Benar bahwa balon ini memiliki kemampuan untuk melakukan manuver sendiri -- untuk mempercepat laju, memperlambat laju dan berbelok. Jadi, balon ini memiliki baling-baling, memiliki kemudi, jika Anda mau, untuk memungkinkannya mengubah arah," ungkap Kirby dalam pernyataannya.

Belum ada tanggapan resmi China atas informasi terbaru yang diungkap AS itu.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads