Pemerintah China mengakui salah satu balon udara miliknya memang mengudara di wilayah udara Kosta Rika beberapa waktu terakhir. Beijing pun meminta maaf kepada Kosta Rika atas insiden tersebut.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (7/2/2023), pengakuan dan permintaan maaf China itu disampaikan saat insiden balon mata-mata lainnya yang terdeteksi terbang selama beberapa hari di wilayah udara Amerika Serikat (AS) memicu perselisihan politik dan diplomatik besar-besaran.
Jet militer AS telah menembak jatuh sebuah balon mata-mata yang diduga milik China yang mengudara di atas pantai Atlantik pada Sabtu (4/2) lalu, atau beberapa hari setelah spekulasi beredar secara liar soal apa misi sebenarnya dari balon mata-mata itu.
Presiden AS Joe Biden juga menegaskan bahwa hubungan AS dan China tidak melemah akibat insiden itu.
Selain di AS, balon mata-mata China juga dilaporkan sempat mengudara di Kolombia dan yang terbaru di Kosta Rika.
Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Luar Negeri Kosta Rika juga mengumumkan bahwa pemerintah China telah mengakui bahwa salah satu balon udara miliknya terbang di wilayah udara Kosta Rika. Disebutkan juga bahwa Kedutaan Besar China di San Jose 'telah meminta maaf atas insiden itu'.
Namun, disebutkan juga bahwa Kedutaan Besar China di San Jose bersikeras menyatakan balon udara itu difokuskan untuk tujuan penelitian ilmiah, terutama studi cuaca.
Lihat Video 'Joe Biden Puji Pilot Tembak Jatuh Balon Mata-mata China':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.