Presiden Rusia Vladimir Putin meyakini negaranya akan memenangkan perang melawan Ukraina. Putin bahkan membandingkan perang melawan invasi Nazi Jerman saat Perang Dunia II silam dengan perang yang saat ini dijalani pasukan Moskow di Ukraina.
Dilansir AFP, Jumat (3/2/2023), pernyataan itu disampaikan Putin dalam pidatonya untuk memperingati 80 tahun kemenangan Uni Soviet melawan Nazi dalam Pertempuran Stalingrad. Putin yakin Rusia akan mengulang sejarah kemenangan yang sama dalam perang melawan Ukraina.
Putin juga kembali menyebut invasi Rusia sebagai pertempuran melawan kaum nasionalis dan Nazi - yang menurutnya memimpin pemerintah Kyiv.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang, sayangnya, kita melihat bahwa ideologi Nazisme, dalam kedok modernnya, dalam manifestasinya yang modern, kembali menciptakan ancaman langsung terhadap keamanan negara kita," katanya.
Putin juga menarik kesamaan antara perjuangan Uni Soviet dalam Perang Dunia II melawan Nazi dan operasi militer khusus Moskow di Ukraina. Salah satunya moment di mana kedua pasukan sama-sama diancam tank Leopard Jerman. Sebagai informasi, Berlin telah setuju untuk mengirim 14 tank Leopard 2 ke Ukraina.
"Ini sulit dipercaya tapi benar, kita kembali diancam oleh tank Leopard Jerman," kata Putin.
"Berulang kali kita dipaksa untuk menghalau agresi kolektif Barat," ucap Putin saat berbicara di kota Volgograd, yang sebelumnya dikenal sebagai Stalingrad itu.
Putin pun mengaku heran dengan sikap Jerman dan para sekutu Barat. Pasalnya, dia tidak pernah mengirimkan tank atau kendaraan tempur apapun ke perbatasan negara mereka.
"Kita tidak mengirimkan tank-tank ke perbatasan mereka tapi kita memiliki sesuatu untuk ditanggapi, dan itu tidak hanya soal penggunaan kendaraan-kendaraan lapis baja. Semua orang harus memahami ini. Perang modern dengan Rusia akan sepenuhnya berbeda," tuturnya.
Karena itu lah, Putin pun menekankan pihaknya siap mengusir pihak Barat. Dia memastikan perang modern dengan Rusia akan jauh berbeda dari Perang Dunia II.
"Perang modern dengan Rusia akan sangat berbeda," imbuhnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak juga Video: Respons Joe Biden soal Perintah Putin untuk Gencatan Senjata di Ukraina
Sejak mengirim pasukan ke Ukraina pro-Barat Februari lalu, Putin telah berulang kali mengancam akan menggunakan senjata nuklir melawan Barat jika konflik meningkat.
"Kesiapan untuk melangkah sampai akhir, melakukan hal yang mustahil demi ibu pertiwi, demi kebenaran ada dan ada dalam darah, dalam karakter rakyat multinasional kita," kata Putin.
Pertempuran Stalingard
Untuk diketahui, peringatan Perang Dunia II itu digelar di Volgograd, sebelumnya bernama Stalingard, saat Kremlin berupaya meningkatkan serangan militer di wilayah Ukraina, yang didukung oleh puluhan ribu tentara cadangan yang dimobilisasi tahun lalu.
Pertempuran Stalingrad pada tahun 1942-1943 silam berlangsung selama nyaris enam bulan dan ketika itu berakhir, kota tersebut telah menjadi reruntuhan dengan lebih dari satu juta tentara dan warga sipil kehilangan nyawa mereka.
Kemenangan Tentara Merah saat itu menandai titik balik tidak hanya bagi Uni Soviet yang mengalami beberapa kekalahan besar, tapi juga bagi pasukan Sekutu.
Sementara dalam pertempuran di Ukraina, Rusia baru-baru ini mengklaim pencapaian terbaru di dekat kota Bakhmut, Donetsk, Ukraina bagian timur. Beberapa waktu terakhir, Moskow mengumumkan pasukannya berhasil menguasai kota Soledar dalam upaya mengambil alih kekuasaan atas seluruh wilayah Donetsk.
Meskipun signifikansi direbutnya kota tambang garam itu masih diperdebatkan, Soledar menjadi kemenangan besar pertama bagi pasukan Rusia setelah mengalami rentetan kemunduran dalam pertempuran di Ukraina.