Amerika Serikat (AS) menuding Republik Rakyat China (RRC) menerbangkan balon mata-mata di langit AS. Paman Sam hanya bisa mengamati tanpa mau menembak balon itu.
Dilansir ABC, Jumat (3/2/2023), pejabat senior Pertahanan AS yakni betul bahwa balon itu adalah balon mata-mata. Pelacakan sudah dilakukan sejak beberapa hari lalu.
Tidak ditembak
Balon itu mengudara di kawasan AS bagian barat laut. Pejabat senior militer Amerika Serikat sempat mempertimbangkan untuk menembak jatuh balon mata-mata di atas Montana, yang juga pangkalan angkatan udara dan basis dari tiga rudal nuklir.
Jet tepur disiagakan, termasuk F-22 untuk menembak jatuh balon jika Gedung Putih mau. Semua lalu lintas udara di Billings, Montana, Bandara Internasional Logan sempat dihentikan sementara pada hari Rabu, saat militer memberikan beberapa pilihan kepada Gedung Putih.
Tapi, itu urung dilakukan karena kemudian pejabat menyebut ada kemungkinan risiko keamanan dari puing-puing jika ditembak. Meski balon itu terbang di atas daerah yang jarang penduduk, tapi puing-puingnya cukup besar untuk membahayakan warga.
Menurut sekretaris pers di Pentagon, Brigadir Jenderal Patrick Ryder, pemerintah Amerika Serikat akan terus melacak balon tersebut.
Ia mengatakan "saat ini balon tersebut terbang di ketinggian jauh di atas lalu lintas udara komersial dan tidak menimbulkan ancaman militer atau fisik bagi orang-orang di daratan".
Selanjutnya, Kanada juga pantau: