Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim mengutuk keras aksi penindasan tanpa henti dan kejam yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina, terutama terhadap para tahanan dari Jenin, Tepi Barat. Anwar menyerukan para pemimpin dunia untuk secara tegas juga mengecam Israel.
Seperti dilaporkan kantor berita Bernama dan dilansir The Star, Jumat (3/2/2023), Anwar dalam pernyataan terbaru menyatakan kecaman itu juga berlaku untuk penindasan di sejumlah penjara yang dikelola Israel dan adanya hukuman kolektif serta aksi balasan terhadap warga Palestina.
"Malaysia menyerukan kepada semua pemimpin dunia yang berpikiran benar untuk secara tegas mengecam pembunuhan langsung warga Palestina yang dilakukan oleh otoritas Israel," cetus Anwar dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditegaskan juga oleh Anwar bahwa Malaysia menyerukan kepada komunitas internasional untuk meminta rezim Israel mempertanggungjawabkan tindak kejahatan ini, dan menuntut rezim Zionis untuk segera menghentikan kekejaman dan kebiadaban.
Lebih lanjut, Anwar menyatakan Malaysia menyampaikan simpati, belasungkawa dan doa untuk para keluarga dari warga Palestina yang terbunuh dan terluka karena agresi pasukan Israel dalam operasi penggerebekan di kamp pengungsi Jenin beberapa waktu lalu.
Anwar juga menegaskan bahwa Malaysia akan terus mendukung rakyat Palestina dalam solidaritas, dan menegaskan kembali dukungan tidak tergoyahkan untuk Palestina dan perjuangan meraih kebebasan dari pendudukan ilegal oleh Israel.
Dalam pernyataannya, Anwar juga mendukung Palestina dalam mewujudkan aspirasi mereka untuk negara Palestina yang merdeka dan berdaulat berdasarkan perbatasan pra-1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Ketegangan antara Palestina dan Israel semakin meningkat setelah operasi penggerebekan oleh tentara Israel di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat, sepekan lalu, menewaskan sedikitnya 10 orang. Penggerebekan itu tercatat sebagai operasi militer Israel paling mematikan di Tepi Barat.
Militer Israel, saat itu, mengklaim pasukannya menargetkan militan Jihad Islam dalam operasi tersebut.
Penggerebekan maut itu diikuti dengan penembakan mematikan di luar sinagoge di Yerusalem Timur, pekan lalu, yang menewaskan sedikitnya tujuh warga sipil. Militer Israel juga merespons serangan roket dari wilayah Jalur Gaza, dengan menyerang posisi-posisi militan Hamas di daerah kantong Palestina itu.
Sejak awal tahun ini, konflik antara Israel dan Palestina telah merenggut sedikitnya 35 warga dewasa dan anak-anak Palestina, termasuk pelaku penyerangan, militan dan warga sipil.
Untuk periode yang sama, sedikitnya enam warga sipil Israel, termasuk satu anak-anak, dan satu warga Ukraina tewas dalam aksi penembakan di Yerusalem Timur pada Jumat (27/1) lalu.