Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken akan bertemu pemimpin Palestina dalam rangkaian kunjungannya ke kawasan Timur Tengah. Pertemuan dengan pemimpin Palestina itu dilakukan Blinken setelah terlebih dulu bertemu Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.
Seperti dilansir AFP, Selasa (31/1/2023), rangkaian kunjungan Blinken ke kawasan Timur Tengah itu dimaksudkan untuk meredakan kekerasan yang menyelimuti Israel-Palestina selama bertahun-tahun.
Selama berada di Palestina, Blinken dijadwalkan melakukan pembicaraan dengan Presiden Mahmoud Abbas pada Selasa (31/1) waktu setempat. Pekan lalu, Abbas mengumumkan penghentian koordinasi keamanan dengan Israel setelah operasi penggerebekan mematikan terjadi di Tepi Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Blinken diperkirakan akan menyerukan kepada Otoritas Palestina untuk melanjutkan kerja sama dengan Israel dalam membendung serangan militan.
Dalam kunjungannya, Blinken yang kunjungannya telah direncanakan sejak lama, juga akan bertemu PM Palestina Mohammed Shtayyeh.
Kunjungan Blinken ini dilakukan setelah operasi penggerebekan oleh tentara Israel di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat itu menewaskan sedikitnya 10 orang -- tercatat sebagai operasi militer Israel paling mematikan di Tepi Barat. Militer Israel mengklaim pasukannya menargetkan militan Jihad Islam dalam operasi itu.
Penggerebekan maut itu kemudian diikuti dengan penembakan mematikan di luar sinagoge di Yerusalem Timur, yang menewaskan sedikitnya tujuh warga sipil.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan juga 'Israel Balas Dendam Aksi Penembakan, Rumah Warga Palestina Dibabat':
Militer Israel juga merespons serangan roket dari wilayah Jalur Gaza, dengan menyerang posisi-posisi militan Hamas di daerah kantong Palestina itu.
Setelah bertemu Netanyahu pada Senin (30/1) waktu setempat, Blinken menyerukan kedua pihak untuk mengambil 'langkah-langkah mendesak' untuk meredakan ketegangan dan menyatakan AS akan berupaya 'memulihkan rasa aman' yang sama-sama didambakan warga Israel dan Palestina.
Sejak awal tahun ini, konflik antara Israel dan Palestina telah merenggut sedikitnya 35 warga dewasa dan anak-anak Palestina, termasuk pelaku penyerangan, militan dan warga sipil.
Untuk periode yang sama, sedikitnya enam warga sipil Israel, termasuk satu anak-anak, dan satu warga Ukraina tewas dalam aksi penembakan di Yerusalem Timur pada Jumat (27/1) waktu setempat.