Kepolisian Thailand menyampaikan permintaan maaf setelah tujuh polisi diselidiki atas dugaan pemerasan terhadap seorang aktris cantik Taiwan, Charlene An, yang sedang berlibur ke Bangkok. Dalam dugaan pemerasan itu, Charlene diancam akan dijerat dakwaan kriminal jika tidak membayar sejumlah uang.
Dilansir media The Star, Rabu (1/2/2023), kasus memalukan ini tak luput dari perhatian Perdana Menteri (PM) Thailand Prayuth Chan-O-Cha. Dia memerintahkan lembaga-lembaga terkait untuk menyelidiki klaim pemerasan terhadap aktris Taiwan tersebut. Dia menegaskan bahwa pelaku sebenarnya harus dihukum tanpa kecuali.
"Masalah ini sangat mengakar. Kita perlu memisahkan polisi yang baik dari polisi yang buruk, dan para pelaku yang sebenarnya harus menghadapi hukuman," tegas PM Prayuth.
Ketika ditanya apakah PM Prayuth akan meminta maaf atau tidak kepada aktris Taiwan tersebut atas pemerasan tersebut, dia menolak untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Seperti dilansir Associated Press, Rabu (1/2/2023), Charlene dalam postingan media sosial menyebut insiden pemerasan itu terjadi saat dirinya bersama teman-temannya bepergian dengan taksi setelah menghabiskan malam di Bangkok pada 5 Januari lalu.
Taksi yang ditumpangi aktris Taiwan itu dicegat dan digeledah polisi ketika melewati pos pemeriksaan pada dini hari.
Charlene mengatakan bahwa pada saat itu dirinya diancam akan dijerat dakwaan kriminal karena membawa sebuah rokok elektrik, dan akhirnya membayar uang sebesar 27.000 Baht (Rp 12,2 juta) sebelum diperbolehkan pergi oleh polisi.
Menyusul insiden itu, kepolisian Thailand mengumumkan bahwa tujuh polisi, yang terdiri atas dua personel berpangkat kapten, dua mayor sersan senior dan tiga sersan yang ada di pos pemeriksaan saat kejadian, telah dimutasi ke posisi tidak aktif sementara penyelidikan terus berlangsung.