Perdana Menteri (PM) Thailand Prayut Chan-O-Cha mengumumkan dirinya akan kembali mencalonkan sebagai kandidat PM dalam pemilihan umum yang akan diadakan di kerajaan itu sebelum Mei tahun depan.
Prayut berkuasa sebagai panglima militer dalam kudeta tahun 2014 sebelum memperkuat posisinya dalam pemilu 2019 yang kontroversial. Namun, popularitasnya belakangan ini sedang merosot.
Dilansir kantor berita AFP, Jumat (23/12/2022), partai yang baru dibentuk, United Thai Nation Party "telah menawarkan untuk mendukung saya menjadi kandidat PM berikutnya dalam pemilihan berikutnya," katanya kepada para wartawan di luar Gedung Pemerintah di Bangkok, ibu kota Thailand.
"Saya akan memperjelas hal tersebut hari ini... bahwa saya telah memutuskan untuk bergabung dengan peran tersebut," ujar Prayut.
Prayut secara luas diperkirakan akan meninggalkan partainya Palang Pracharath Party (PPRP), yang memimpin koalisi yang berkuasa.
PPRP telah mengumumkan pemimpinnya sekaligus Plt Wakil PM Prawit Wongsuwan akan menjadi kandidat partai tersebut dalam pemilihan umum tahun mendatang.
Prayut dan Prawit sama-sama bertugas di militer Thailand dan keberuntungan politik mereka telah terjalin selama beberapa dekade.
Prayut mengatakan bahwa ikatan antara keduanya tetap kuat meskipun jalur politik mereka terpisah.
Sebelumnya pada bulan September lalu, Mahkamah Konstitusi memutuskan batas masa jabatan delapan tahun Prayut sebagai PM akan berakhir pada tahun 2025 mendatang.
Sejauh ini tanggal pemilihan umum belum diputuskan, tetapi jika tidak dibubarkan lebih awal, parlemen akan mengakhiri masa jabatannya pada bulan Maret 2023, sebagai persiapan pemilu pada bulan Mei tahun depan.