Ukraina menyatakan pasukannya tak akan mampu melawan serangan-serangan Rusia yang menggunakan rudal balistik buatan Iran. Hal ini disampaikan langsung oleh angkatan udara Ukraina.
Dilansir CNN, Selasa (31/1/2023) peringatan itu dilontarkan saat Moskow diperkirakan akan menerima pasokan rudal balistik buatan Teheran.
"Rusia masih bersedia menerima UAV (kendaraan udara tanpa awak) dan rudal-rudal Fateh serta Zolfaghar dari Iran. Itu merupakan rudal-rudal balistik. Kami tidak memiliki sarana untuk mengalahkan mereka," ucap juru bicara Komando Angkatan Udara Ukraina, Yurii Ihnat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan pada informasi sejumlah pejabat dari salah satu negara Barat yang memantau secara saksama program persenjataan Iran, menyebutkan pada November tahun lalu, Iran dilaporkan sedang bersiap mengirimkan senjata.
Sekitar 1.000 senjata lainnya akan dikirim ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina. Pasokan senjata itu disebut akan mencakup rudal balistik jarak dekat jenis permukaan-ke-permukaan dan lebih banyak drone tempur.
Lihat juga video 'Joe Biden Tak Akan Kirim Jet Tempur F-16 ke Ukraina':
Simak halaman selanjutnya
Laporan Reuters pada Oktober lalu, yang mengutip dua pejabat Iran dan dua diplomat Iran, menyebut Teheran berjanji memasok senjata-senjata itu ke Rusia.
"Rusia telah meminta lebih banyak drone dan rudal balistik Iran dengan akurasi yang ditingkatkan, terutama kelompok rudal Fateh dan Zolfaghar," sebut salah satu diplomat Iran kepada Reuters.
Pemerintah Iran, pada November tahun lalu, mengakui telah mengirimkan drone dalam jumlah terbatas ke Rusia sekitar beberapa bulan sebelum invasi dilancarkan ke Ukraina. Teheran membantah telah memasok peralatan militer untuk digunakan Rusia dalam pertempuran di Ukraina.
"Rusia memiliki rudal tipe Kinzhal yang mampu menyerang lintasan balistik. Mereka memiliki rudal Kh-22 yang mampu menyerang lintasan balistik, dan mereka memiliki roket S-300 dan S-400 yang mampu menyerang lintasan balistik. Itu adalah tantangan dan ancaman yang kita hadapi saat ini," sebut Ihnat.
Dalam pernyataannya, Ihnat juga menyebut bahwa untuk bisa 'mengalahkan ancaman balistik', Ukraina membutuhkan sistem pertahanan udara seperti generasi terbaru Patriot PAC-3 buatan Amerika, dan SAMP/T buatan Prancis.
Amerika Serikat (AS) sejauh ini belum mengumumkan informasi detail soal pengiriman Sistem Pertahanan Udara Patriot ke Ukraina. Namun awal bulan ini, tentara-tentara Ukraina mulai menjalani pelatihan dalam mengoperasikan sistem rudal Patriot.