Kapal Kargo Malaysia Hilang Seminggu, Basarnas Pimpin Pencarian

Kapal Kargo Malaysia Hilang Seminggu, Basarnas Pimpin Pencarian

Rita Uli Hutapea - detikNews
Rabu, 11 Jan 2023 12:16 WIB
Divers work on the capsized Danish cargo ship Karin Hoej, right, after it collided with British cargo vessel Scot Carrier in the Baltic Sea, between Ystad and Bornholm, Sweden, Monday, Dec. 13, 2021. Two cargo ships collided in the Baltic Sea off southern Sweden and at least two people were reported missing Monday. One of the vessels capsized and will be towed to a Swedish port, authorities said. The maritime administration said it received a pre-dawn alarm that two cargo ships had collided south of Ystad in Sweden, close to the Danish island of Bornholm. The authority identified the ships as the Danish-flagged Karin Hoej and a British ship, the Scot Carrier. The Danish ship capsized fully and was floating upside down. (Johan Nilsson/TT via AP)
ilustrasi (Foto: AP Photo/Johan Nilsson)
Jakarta -

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Indonesia sedang mengoordinasikan pencarian kapal kargo yang terdaftar di Malaysia yang telah hilang selama lebih dari seminggu.

Dilansir media Malaysia, The Star, Rabu (11/1/2023), Direktur Badan Penegakan Maritim Malaysia (MMEA) Johor, Laksamana Pertama Nurul Hizam Zakaria mengatakan, badan tersebut diberitahu tentang masalah itu sekitar pukul 23:00 pada hari Selasa (10/1).

"Sub Center Penyelamatan Maritim Johor Baru (MRSC) mendapat informasi dari Pusat Koordinasi Penyelamatan Maritim Putrajaya bahwa Basarnas akan mengoordinasikan pencarian," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini berdasarkan informasi bahwa kapal tersebut kemungkinan berada di perairan Indonesia. Namun, sampai saat ini belum ada kabar jika kapal tersebut sudah ditemukan," ujar Nurul Hizam dalam keterangan tertulis, Rabu (11/1).

Nurul Hizam mengatakan bahwa kapal kargo yang hilang itu meninggalkan Kampung Acheh di Perak pada 23 Desember dan dijadwalkan tiba di Kuching, Sarawak, pada 31 Desember.

ADVERTISEMENT

Kapal kargo itu disebut membawa muatan pipa logam senilai sekitar 726.000 Ringgit (Rp 2,5 miliar).

Kapal kargo itu memiliki lima anak buah kapal (ABK) yang terdiri atas dua warga negara Malaysia dan tiga warga negara Indonesia (WNI).

Informasi itu kami terima pada Senin (9/1) waktu setempat setelah agen kapal itu membuat laporan polisi," ujar Nurul Hizam dalam konferensi pers.

"Lokasi terakhir kapal itu terdeteksi pada 1 Januari melalui Sistem Identifikasi Otomatis. Kapal tersebut saat itu berada di perairan Indonesia dan berjarak sekitar 0,2 mil laut dari perairan Johor," tuturnya.

Nurul Hizam mengatakan bahwa terdapat tiga ABK asal Indonesia dan dua ABK asal Malaysia, yang berusia antara 20-57 tahun, di atas kapal kargo itu.

"Pada Senin (9/1) sekitar pukul 22.42 waktu setempat, Pusat Kontrol Misi Malaysia dan Pusat Komando Operasi Kepolisian Singapura mendeteksi situasi darurat dari kapal. Sinyal SOS datang dari sebuah lokasi berjarak sekitar 30 mil laut sebelah barat laut Pemangkat, Indonesia," terangnya.

Saat ditanya apakah mungkin kapal kargo itu dibajak oleh perompak, Nurul Hizam menyatakan MMEA tidak ingin berspekulasi. "Tapi apapun bisa terjadi di lautan," imbuhnya.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads