Pangeran Harry mengaku membunuh 25 orang selama bertugas militer di Afghanistan. Harry merasa tindakan itu bak menghilangkan bidak-bidak dari papan catur. Taliban marah!
Dilansir AFP, Jumat (6/1/2023), memoar Pangeran Harry putra Raja Inggris Charles III ini akan diterbitkan pekan depan. Dia menyebut jumlah orang-orang yang dibunuhnya.
"Angka dari saya adalah 25. Itu bukan angka yang mengisi diri saya dengan kepuasan, tapi angka itu juga tidak membuat saya malu," tulis Harry dalam buku berjudul "Spare' itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kamera yang ditanamkan di hidung helikopter Apache membuat dia dapat menilai misinya dan memutuskan seberapa banyak orang yang dia hendak bunuh. Dia membenarkan tindakannya atas dasar memori serangan 9/11 di Amerika Serikat (AS) dan setelah bertemu dengan keluarga korban.
Mereka yang bertanggung jawab dan mereka yang bersimpati terhadap pelaku 9/11 dianggapnya sebagai 'musuh kemanusiaan' dan berperang melawan mereka dianggap Harry sebagai aksi balasan terhadap kejahatan kemanusiaan. Demikian tulisnya di buku memoarnya.
Kini, Afghanistan diperintah oleh Taliban. Pemimpin senior Taliban bernama Annas Haqqani mengkritik Pangeran Harry, Adipati (Duke) Sussex itu.
"Bapak Harry! Orang-orang yang Anda bunuh itu bukan bidak-bidak catur, mereka itu manusia," kata Haqqani mencuit di Twitter, menuduh Harry melakukan kejahatan perang.
"Sebenarnya yang Anda katakan; Rakyat kami yang tidak berdosa adalah bidak-bidak catur untuk tentara-tentara, militer, dan pemimpin politik Anda. Tetap saja, Anda kalah dalam 'permainan'," kata Annas Haqqani.
Juru bicara pemerintah Afghanistan, Bilal Karimi juga mengkritik. "Kejahatan seperti itu tidak terbatas ke Harry saja, tapi juga dilakukan terhadap setiap negara yang diduduki yang punya sejarah kejahatan seperti itu di negara kami," cuitnya.
"Afghanistan tidak akan melupakan kejahatan perang dari penjajah dan akan tetap menjaga semangat melindungi agama dan negaranya agar tetap hidup," kata dia.
Harry bertugas 10 tahun di militer Inggris, punya pangkat kapten. Dia bertugas di dua tempat melawan Taliban. Pertama, sebagai pengendali panggilan udara dalam serangan 2007 dan 2008. Kedua, menerbangkan helikopter tempur pada 2012 dan 2013.
(dnu/dwia)