Korban tewas akibat tanah longsor yang melanda area perkemahan dekat Dataran Tinggi Genting di Malaysia bertambah menjadi 16 orang. Petugas penyelamat terus melakukan operasi pencarian korban, dengan sekitar 17 orang lainnya dilaporkan masih hilang usai longsor terjadi.
Seperti dilansir AFP, Jumat (16/12/2022), informasi terbaru soal jumlah korban tewas itu disampaikan oleh direktur divisi operasi pada departemen pemadam dan penyelamat setempat, Nor Hisham Mohammad, kepada wartawan.
"Hingga pukul 13.00 waktu setempat, 16 korban telah meninggal dunia. Pencarian sekarang difokuskan pada 17 orang lainnya," sebut Nor Hisham.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Pembangunan Pemerintah Daerah Nga Kor Ming, dalam pernyataan terpisah, menyebut 61 orang sejauh ini ditemukan dalam kondisi selamat setelah longsor terjadi pada Jumat (16/12) dini hari di kota Batang Kali, yang terletak di luar ibu kota Kuala Lumpur dan dekat resor kasino pegunungan.
Salah satu korban selamat, Veronica Loi, menurutkan dirinya sedang berkemah di lokasi kejadian pada malam harinya dan sedang tertidur saat tiba-tiba mendengar suara sangat keras. "Kami melihat tenda di sebelah kami benar-benar hilang," tuturnya kepada AFP.
Ratusan personel pemerintahan, termasuk para polisi dan petugas penyelamat, berjaga di gerbang menuju area perkemahan itu. Sebuah ekskavator tampak memasuki area perkemahan dari ruas jalanan utama di dekat lokasi.
Area perkebunan yang menjadi tempat perkemahan itu, bernama Father's Organic Farm' mengubah gambar profil akun Facebooknya menjadi gambar hitam pada Jumat (16/12) waktu setempat.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Dalam penjelasan lebih lanjut, Menteri Nga menyebut 'area perkemahan itu beroperasi tanpa izin'. Dia menegaskan bahwa operator area perkemahan itu akan dihukum jika nantinya dinyatakan bersalah oleh pengadilan.
Sejumlah video dan foto yang beredar secara online menunjukkan pepohonan besar tumbang dan kendaraan-kendaraan hancur. Para petugas penyelamat memakai headlamp dan menggunakan sekop untuk melakukan penggalian di timbunan lumpur untuk mencari kemungkinan korban selamat.
Tanah longsor diketahui cukup sering terjadi di Malaysia, terutama setelah hujan deras yang biasa terjadi pada akhir tahun. Namun demikian, tidak ada hujan deras yang mengguyur sebelum dan saat longsor terjadi.
Pemerintah Malaysia telah memberlakukan aturan ketat untuk pembangunan di lereng perbukitan, namun tanah longsor tetap saja terjadi akibat cuaca buruk.
Pada Maret lalu, empat orang tewas setelah tanah longsor besar yang dipicu hujan deras terjadi dan menimbun rumah-rumah warga di pinggiran Kuala Lumpur.
Salah satu insiden mematikan terjadi tahun 1993 silam, ketika tanah longsor parah yang juga dipicu hujan deras membuat gedung permukiman 12 lantai ambruk. Sedikitnya 48 orang tewas dalam insiden di luar Kuala Lumpur itu.