Pilu! 11 Ribu Anak-anak Yaman Tewas atau Terluka Akibat Perang

Pilu! 11 Ribu Anak-anak Yaman Tewas atau Terluka Akibat Perang

Rita Uli Hutapea - detikNews
Senin, 12 Des 2022 12:53 WIB
AL KHAWKHAH, YEMEN - SEPTEMBER 18: Fatima Ali sits with her daughter, Namih, who is undergoing treatment for severe acute malnutrition at a health clinic on September 18, 2018 in Al Khawkhah, Yemen. Ali and her daughter fled fighting in Haiz, a frontline in Hodeidah province, and have been displaced from their home for nine months. A coalition military campaign has moved west along Yemens coast toward Hodeidah, where increasingly bloody battles have killed hundreds since June, putting the countrys fragile food supply at risk. (Photo by Andrew Renneisen/Getty Images)
potret anak-anak Yaman (Foto: Getty Images)
Jakarta -

Anak-anak turut menjadi korban dalam perang berkepanjangan di Yaman. Bahkan menurut PBB, lebih dari 11.000 anak diketahui telah tewas atau terluka dalam perang saudara di Yaman sejak hampir delapan tahun lalu.

"Jumlah sebenarnya dari konflik ini kemungkinan jauh lebih tinggi," kata badan anak-anak PBB, UNICEF tentang korban dari krisis kemanusiaan terburuk di dunia tersebut.

"Ribuan anak telah kehilangan nyawa mereka, ratusan ribu lainnya tetap menghadapi risiko kematian akibat penyakit-penyakit yang dapat dicegah atau kelaparan," kata direktur eksekutif UNICEF, Catherine Russell, seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (12/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

UNICEF menyatakan, sekitar 2,2 juta anak-anak Yaman mengalami kekurangan gizi akut, seperempat dari mereka berusia di bawah lima tahun, dan sebagian besar berisiko tinggi terkena kolera, campak, dan penyakit-penyakit lain yang dapat dicegah dengan vaksin.

Perang Yaman pecah pada tahun 2014 dan meningkat setelah kelompok pemberontak Houthi yang didukung Iran, berhasil merebut ibu kota Sanaa. Hal itu mendorong pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi untuk campur tangan pada tahun berikutnya guna menopang pemerintah Yaman.

ADVERTISEMENT

Ratusan ribu orang telah meninggal sejak itu, baik akibat pertempuran atau secara tidak langsung melalui air minum yang tidak aman, wabah penyakit, kelaparan dan dampak lainnya.

Angka terbaru yang disampaikan UNICEF mengonfirmasi 3.774 kematian anak antara Maret 2015 dan September 2022.

Gencatan senjata yang ditengahi PBB berlangsung selama enam bulan hingga 2 Oktober, tetapi pihak-pihak yang bertikai kemudian gagal menyepakati perpanjangan gencatan senjata. Sejak saat itu sedikitnya 62 anak tewas atau terluka, kata UNICEF.

Simak juga 'Kala Ledakan Gudang Senjata di Yaman, 3 Orang Tewas':

[Gambas:Video 20detik]



"Pembaruan gencatan senjata yang mendesak akan menjadi langkah pertama yang positif yang akan memungkinkan akses kemanusiaan yang kritis," kata Russell.

"Pada akhirnya, hanya perdamaian yang berkelanjutan yang memungkinkan keluarga-keluarga membangun kembali kehidupan mereka yang hancur dan mulai merencanakan masa depan," imbuhnya.

Badan PBB itu juga mengatakan 3.904 anak laki-laki telah direkrut ke dalam pertempuran selama bertahun-tahun, dan lebih dari 90 anak perempuan telah diberi peran termasuk bekerja di pos pemeriksaan.

UNICEF pun meminta dana US$ 484,4 juta untuk mengatasi krisis kemanusiaan.

"Jika anak-anak Yaman ingin memiliki masa depan yang layak... semua yang memiliki pengaruh harus memastikan mereka dilindungi dan didukung," tandas Russell.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads