Untuk pertama kalinya dalam enam tahun terakhir, sebuah pesawat komersial mengudara dari ibu kota Sanaa, Yaman, yang kini dikuasai pemberontak Houthi. Hal ini dinilai menjadi langkah ke depan yang besar dalam proses perdamaian yang memungkinkan pemilihan langka dari konflik berkepanjangan.
Seperti dilansir AFP, Senin (16/5/2022), pesawat Yemenia yang membawa 126 penumpang, termasuk pasien rumah sakit yang memerlukan perawatan di rumah sakit beserta keluarga mereka, telah lepas landas dari Sanaa menuju Amman di Yordania pada Senin (16/5) pagi sekitar pukul 09.00 waktu setempat.
Laporan jurnalis AFP di lokasi menyebut bahwa sebelum lepas landas, pesawat dengan warna ekor biru-merah itu bergerak melewati 'penjaga kehormatan' dari dua truk pemadam kebakaran yang menyemprotkan air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bandara Sanaa diketahui telah ditutup untuk lalu lintas komersial sejak Agustus 2016, karena adanya serangan udara koalisi militer pimpinan Arab Saudi yang bertempur melawan pemberontak Houthi yang didukung Iran.
Yaman yang merupakan negara termiskin di dunia Arab, telah dilanda perang sejak koalisi masuk untuk mendukung pemerintah tahun 2015, atau setahun setelah pemberontak Houthi merebut ibu kota Sanaa.
Menurut penghitungan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), lebih dari 150.000 orang tewas dalam rentetan kekerasan dan jutaan orang lainnya kehilangan tempat tinggal akibat konflik Yaman, yang disebut memicu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Gencatan senjata diberlakukan sejak 2 April, bertepatan dengan awal bulan suci Ramadan. Lima hari setelah gencatan berlaku, Presiden Yaman yang mengasingkan diri di Saudi menyerahkan kekuasaannya kepada dewan kepemimpinan yang ditugaskan menggelar perundingan damai dengan Houthi.
Lihat juga video 'Penampakan Puing-puing Bangunan di Yaman Usai Arab Saudi Gempur Houthi':
Dilanjutkannya penerbangan dari Sanaa, pembukaan kembali ruas jalanan menuju kota Taez yang dikuasai Houthi, dan mengizinkan kapal tanker bahan bakar masuk ke pelabuhan Hodeida yang juga dikuasai Houthi menjadi bagian dari kesepakatan gencatan senjata itu.
Sementara kapal tanker berlabuh di Hodeida dan penerbangan berlanjut kembali dari Sanaa, ruas jalanan utama menuju Taez masih terputus.
Penerbangan perdana di bawah gencatan senjata sebelumnya direncanakan pada 24 April dengan rute Sanaa-Amman, namun harus dibatalkan karena maskapai Yemenia mengakui tidak mendapatkan izin yang diperlukan.