Dalam panduan terbaru yang diumumkan Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) pada Rabu (7/12) waktu setempat, frekuensi dan ruang lingkup tes PCR akan dikurangi. Sebelumnya, tes PCR diwajibkan bagi setiap warga yang beraktivitas, terutama saat mengakses tempat-tempat umum.
Lockdown juga akan diperkecil skalanya, sedangkan orang-orang dengan kasus COVID-19 yang tidak parah bisa melakukan isolasi mandiri di rumah, bukan di fasilitas pemerintah terpusat seperti sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya itu, warga tidak lagi diwajibkan menunjukkan kode kesehatan warna hijau di ponsel mereka untuk bisa memasuki gedung dan tempat umum. Namun aturan itu masih akan diberlakukan untuk 'panti jompo, institusi medis, taman kanak-kanak (TK), juga sekolah menengah dan sekolah tinggi'.
Panduan terbaru itu juga membatalkan karantina paksa untuk orang-orang yang terinfeksi namun tanpa gejala atau bergejala ringan. Sementara itu, otoritas China juga akan mempercepat vaksinasi warga lanjut usia (lansia), yang sejak lama dipandang sebagai hambatan utama untuk pelonggaran pembatasan Corona.
Selain respons positif, sejumlah warga lainnya meluapkan kekhawatiran mereka dengan dilonggarkannya pembatasan Corona. Mereka mengkhawatirkan kasus Corona akan kembali naik dan menyerukan warga lainnya untuk tetap berhati-hati.
"Saya tahu COVID tidak begitu 'mengerikan' sekarang, tapi masih menular dan akan membuat sakit. Ketakutan yang ada di dalam hati kita tidak bisa dengan mudah dihilangkan," sebut salah satu pengguna Weibo.
"Terlalu banyak kasus positif!" tulis pengguna Weibo lainnya yang mengkhawatirkan situasi ke depan usai pembatasan Corona dilonggarkan.
Otoritas China melaporkan 21.439 kasus baru domestik Corona pada Rabu (7/12) waktu setempat, yang tercatat menurun dibandingkan sehari sebelumnya. Angka itu juga tercatat masih di bawah puncak 40.052 kasus pada 27 November lalu.
Beberapa waktu terakhir, jumlah kasus baru Corona mengalami tren menurun karena otoritas setempat mengurangi persyaratan wajib tes COVID-19. Meski mengakui masih dalam situasi pandemi berbahaya, beberapa warga China lainnya mulai menerima bahwa hidup harus berlanjut.
"Tidak mungkin untuk membunuh virus ini sepenuhnya, mungkin hiduplah dengan virus itu dan berharap itu akan berkembang menjadi flu," ucap seorang warga Beijing bermarga Yan (22).
(nvc/idh)