Pembatasan Corona Dilonggarkan, Begini Respons Beragam Warga China

Pembatasan Corona Dilonggarkan, Begini Respons Beragam Warga China

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 08 Des 2022 17:36 WIB
People wearing face masks cross a street, as coronavirus disease (COVID-19) outbreaks continue in Shanghai, China, December 8, 2022. REUTERS/Aly Song
Warga kota Shanghai, China, memakai masker saat melintasi jalanan di tengah pandemi Corona (REUTERS/Aly Song)
Beijing -

Respons beragam diberikan oleh warga China terhadap keputusan pemerintah melonggarkan pembatasan ketat virus Corona (COVID-19). Beberapa warga merayakan kebebasan setelah tiga tahun dibatasi aktivitasnya, namun ada juga yang merasa takut dan khawatir jika kasus Corona melonjak.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (8/12/2022), pengumuman otoritas China soal dilonggarkannya pembatasan ketat Corona pada Rabu (7/12) waktu setempat menjadi topik yang paling banyak dilihat dalam platform media sosial Weibo.

Banyak pengguna media sosial berharap semuanya kembali normal setelah kebijakan ketat pemerintahan yang memicu penderitaan mental bagi puluhan juta warga China.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah saatnya hidup kita kembali normal, dan China kembali ke dunia," tulis salah satu pengguna Weibo dalam komentarnya.

Selama nyaris tiga tahun terakhir, otoritas China memberlakukan kebijakan sangat ketat dengan menerapkan lockdown cukup lama, bahkan pernah sampai berbulan-bulan, terhadap warganya.

ADVERTISEMENT

Puluhan orang juga ramai-ramai meninggalkan komentar pada akun Weibo milik mendiang Li Wenliang, seorang dokter di Wuhan yang meninggal karena COVID-19 tahun 2020 setelah melontarkan peringatan dini soal Corona. Postingan terakhir Li diketahui menjadi platform favorit bagi warga China yang ingin curhat soal penderitaan pribadi maupun kebijakan publik.

"Dokter, kami berhasil melewatinya, kami akan bebas," tulis seorang pengguna Weibo lainnya.

Langkah melonggarkan pembatasan Corona diumumkan setelah unjuk rasa besar-besaran terjadi di berbagai wilayah China untuk memprotes pembatasan ketat.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Dalam panduan terbaru yang diumumkan Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) pada Rabu (7/12) waktu setempat, frekuensi dan ruang lingkup tes PCR akan dikurangi. Sebelumnya, tes PCR diwajibkan bagi setiap warga yang beraktivitas, terutama saat mengakses tempat-tempat umum.

Lockdown juga akan diperkecil skalanya, sedangkan orang-orang dengan kasus COVID-19 yang tidak parah bisa melakukan isolasi mandiri di rumah, bukan di fasilitas pemerintah terpusat seperti sebelumnya.

Tidak hanya itu, warga tidak lagi diwajibkan menunjukkan kode kesehatan warna hijau di ponsel mereka untuk bisa memasuki gedung dan tempat umum. Namun aturan itu masih akan diberlakukan untuk 'panti jompo, institusi medis, taman kanak-kanak (TK), juga sekolah menengah dan sekolah tinggi'.

Panduan terbaru itu juga membatalkan karantina paksa untuk orang-orang yang terinfeksi namun tanpa gejala atau bergejala ringan. Sementara itu, otoritas China juga akan mempercepat vaksinasi warga lanjut usia (lansia), yang sejak lama dipandang sebagai hambatan utama untuk pelonggaran pembatasan Corona.

Selain respons positif, sejumlah warga lainnya meluapkan kekhawatiran mereka dengan dilonggarkannya pembatasan Corona. Mereka mengkhawatirkan kasus Corona akan kembali naik dan menyerukan warga lainnya untuk tetap berhati-hati.

"Saya tahu COVID tidak begitu 'mengerikan' sekarang, tapi masih menular dan akan membuat sakit. Ketakutan yang ada di dalam hati kita tidak bisa dengan mudah dihilangkan," sebut salah satu pengguna Weibo.

"Terlalu banyak kasus positif!" tulis pengguna Weibo lainnya yang mengkhawatirkan situasi ke depan usai pembatasan Corona dilonggarkan.

Otoritas China melaporkan 21.439 kasus baru domestik Corona pada Rabu (7/12) waktu setempat, yang tercatat menurun dibandingkan sehari sebelumnya. Angka itu juga tercatat masih di bawah puncak 40.052 kasus pada 27 November lalu.

Beberapa waktu terakhir, jumlah kasus baru Corona mengalami tren menurun karena otoritas setempat mengurangi persyaratan wajib tes COVID-19. Meski mengakui masih dalam situasi pandemi berbahaya, beberapa warga China lainnya mulai menerima bahwa hidup harus berlanjut.

"Tidak mungkin untuk membunuh virus ini sepenuhnya, mungkin hiduplah dengan virus itu dan berharap itu akan berkembang menjadi flu," ucap seorang warga Beijing bermarga Yan (22).

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads