Alexei Kudrin, sekutu lama Presiden Rusia Vladimir Putin, mengundurkan diri dari jabatan kepala badan audit Rusia. Pengunduran diri itu diumumkan di tengah laporan Kudrin akan ditugaskan mengawasi rekonstruksi raksasa teknologi Yandex menyusul sanksi untuk Moskow terkait invasi ke Ukraina.
Seperti dilansir AFP, Selasa (29/11/2022), Kudrin yang mantan Menteri Keuangan Rusia ini memiliki reputasi sebagai ekonom liberal di Moskow dan telah berkecimpung dalam politik Rusia sejak tahun 1990-an.
Dalam pernyataannya pada Selasa (29/11) waktu setempat, Kudrin yang berusia 62 tahun menuturkan dirinya 'meninggalkan jabatan Ketua Kamar Audit' setelah 'sekitar 25 tahun di sektor publik'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang saya ingin fokus pada proyek-proyek besar yang berkaitan dengan pengembangan inisiatif swasta dalam arti yang luas, tapi pada saat yang sama memiliki dampak signifikan terhadap masyarakat," jelas Kudrin dalam pernyataannya.
Jabatan Ketua Kamar Audit Rusia telah dipegang Kudrin sejak tahun 2018, saat dia ditunjuk usai Putin terpilih kembali memimpin Kremlin untuk periode keempat.
Pekan lalu, kantor berita Rusia TASS melaporkan bahwa Kudrin akan diberi jabatan senior di Yandex sebelum tahun baru. "Keputusan telah diambil," sebut seorang sumber yang dikutip TASS dalam laporannya.
Yandex yang sering disebut sebagai 'Google Rusia' memiliki mesin pencari di internet, juga menyediakan jasa taksi dan pengantaran makanan besar di Rusia.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Perusahaan teknologi itu tercatat di Belanda dan memiliki anak perusahaan di Eropa, Inggris dan Amerika Serikat (AS). Namun sebagian besar bisnisnya ada di wilayah Rusia dan negara-negara yang berbicara bahasa Rusia.
Dewan direksi Yandex, pekan lalu, menyatakan akan mempertimbangkan 'opsi untuk merestrukturisasi kepemilikan dan tata kelola grup perusahaan itu menyoroti lingkungan geopolitik saat ini'.
Disebutkan juga bahwa restrukturisasi itu bisa mencakup pengembangan sejumlah layanan, termasuk teknologi self-driving, komputasi awan (cloud computing) dan pelabelan data. Pengembangan itu disebut akan dilakukan 'secara independen dari Rusia'.
Perusahaan itu juga menyatakan pihaknya mengantisipasi 'pada waktunya akan berganti nama'.
Yandex mengatakan pihaknya bisa 'melepaskan kepemilikan dan kendali atas semua bisnis lainnya dalam Grup Yandex' seperti periklanan, e-commerce dan jasa pengiriman makanan.
Musim panas ini, pihak Yandex mengatakan telah menjual mesin pencarinya (search engine) -- yang terbesar untuk internet berbahasa Rusia -- kepada grup VK yang dikuasai pemerintah Rusia, yang memiliki jejaring media sosial terbesar di negara tersebut, VKontakte.