Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris akan mengunjungi Pulau Palawan di Filipina, yang terletak di dekat perairan Laut China Selatan yang menjadi sengketa. Kunjungan Harris ini berpotensi memicu reaksi keras China.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (16/11/2022), seorang pejabat senior AS, yang enggan disebut namanya, mengungkapkan bahwa kunjungan Harris ke Pulau Palawan itu dijadwalkan pada Selasa (22/11) pekan depan.
Kunjungan itu akan menjadikan Harris sebagai pejabat AS dengan level tertinggi yang mengunjungi Pulau Palawan, yang berdekatan dengan Kepulauan Spratly. China diketahui telah mengeruk dasar laut untuk membangun pelabuhan dan lapangan udara di Spratly.
Sebagian wilayah Kepulauan Spratly juga diklaim Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam.
Beijing sendiri mengklaim sejumlah wilayah di perairan dekat Pulau Palawan dan sebagian besar perairan Laut China Selatan, dengan mendasarkannya pada peta sejarah domestik. Namun putusan arbitrase internasional tahun 2016 menyatakan klaim China itu tidak memiliki dasar hukum.
Kunjungan Harris yang akan dilakukan hanya beberapa hari setelah pertemuan tatap muka Presiden Joe Biden dan Presiden Xi Jinping di sela-sela KTT G20 di Bali, dinilai mungkin akan membuat Beijing frustrasi.
Laut China Selatan yang mengandung cadangan minyak dan gas, menjadi jalur perdagangan laut dengan nilai mencapai US$ 5 triliun setiap tahunnya. Perairan itu juga menjadi titik awal ketegangan antara China dan AS soal operasi Angkatan Laut.
Dituturkan pejabat senior pemerintahan AS bahwa selama di Pulau Palawan, Harris akan bertemu dengan 'para penduduk, pemimpin masyarakat sipil dan perwakilan Penjaga Pantai Filipina'.
Simak Video: KTT G20 Usai, Joe Biden Pamitan Tinggalkan Bali