Kelompok Hamas yang menguasai wilayah Jalur Gaza menangkap dua orang yang diduga kuat menembakkan sejumlah roket ke Israel, pekan lalu. Hamas disebut tidak terlibat dalam aktivitas peluncuran roket itu.
Seperti dilansir AFP, Senin (7/11/2022), militer Israel sebelumnya menyebut sejumlah roket ditembakkan dari Gaza menuju Israel pada Kamis (3/11) lalu. Itu menjadi aksi militer pertama sejak pertempuran lintas perbatasan selama tiga hari yang berlangsung pada Agustus lalu.
Sumber keamanan Palestina di Gaza menuturkan kepada AFP bahwa peluncuran roket itu mendorong dinas keamanan internal Hamas untuk menahan dua orang, yang tidak disebut identitasnya. Hanya disebutkan bahwa kedua orang yang ditahan itu 'secara langsung terkait dengan penembakan empat roket'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Faksi-faksi Palestina tidak ada hubungannya dengan roket-roket ini, yang bertujuan memberikan alasan kepada pendudukan (Israel) untuk melanjutkan agresi," kata sumber keamanan itu kepada AFP.
Peluncuran roket-roket itu tidak diklaim oleh faksi bersenjata mana pun yang beroperasi di Gaza, yang dikuasai Hamas sejak tahun 2007 lalu.
Ditembakkannya roket-roket itu dari Gaza terjadi beberapa jam setelah mantan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu ditetapkan sebagai pemenang pemilu 1 November lalu, dan setelah seorang petempur Jihad Islam tewas di tangan tentara Israel di Tepi Barat.
Konflik pada Agustus lalu pecah setelah Israel menyerang posisi Jihad Islam di wilayah Gaza.
Sumber keamanan Palestina itu tidak menyebutkan secara detail soal afiliasi dari dua orang yang ditangkap. Disebutkan bahwa roket-roket yang ditembakkan ke Israel itu tidak membawa muatan peledak.
Faksi-faksi Palestina memiliki perjanjian untuk mengoordinasikan 'setiap respons terhadap agresi Israel'.
Militer Israel diketahui melancarkan serangan balasan ke Gaza pada Jumat (4/11) lalu, yang diklaim mengenai lokasi produksi roket milik Hamas.
Sebanyak 2,3 juta warga Gaza hidup di bawah blokade yang diterapkan Israel sejak Hamas berkuasa. Militer Israel dan militan Gaza terlibat pertempuran sebanyak empat kali dalam 15 tahun terakhir.