Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan mantan Presiden Donald Trump menjadi pemberitaan utama pada hari terakhir kampanye menjelang pemilu sela yang akan digelar Selasa (8/11) waktu setempat. Pemilu sela akan menentukan sisa masa jabatan Presiden AS dan mungkin membuka jalan bagi kembalinya Trump.
Seperti dilansir AFP, Senin (7/11/2022), Partai Demokrat yang menaungi Biden menghadapi perjuangan besar untuk mempertahankan dominasi dalam Kongres AS, dengan Biden menyebut pemilu sela sebagai momen 'menentukan' bagi demokrasi AS.
Partai Republik diperkirakan akan bisa dengan mudah mengambil alih suara mayoritas dalam House of Representatives atau DPR AS. Namun Partai Demokrat juga mengkhawatirkan Senat akan semakin terlepas dari genggaman mereka -- Senat AS kini dikuasai tipis oleh Partai Demokrat.
Dominasi Partai Republik di DPR AS juga Senat AS jelas akan membuat musuh-musuh politik Biden bertanggung jawab atas setiap legislasi selama dua tahun sisa masa jabatan Biden di Gedung Putih.
Polling terbaru menunjukkan sebagian warga AS cemas soal kondisi ekonomi dan merasa negaranya berada di jalur yang salah. Hal itu memperkuat para kandidat Partai Republik di distrik-distrik yang sebelumnya sulit diraih.
Dengan semua 435 kursi DPR AS diperebutkan dalam pemilu sela, bersama sepertiga dari total 100 kursi Senat AS dan banyak jabatan di level negara bagian, Partai Demokrat harus menghadapi prospek apa pun yang terjadi.
"Partai (yang berkuasa) di Gedung Putih biasanya kalah selama pemilu sela, tapi kenyataannya kami masih memiliki jalur yang sangat kuat, tidak hanya untuk mempertahankan Senat tapi benar-benar mendapatkan kursi," ucap Senator New Jersey, Cory Booker, dari Partai Demokrat kepada ABC.
(nvc/ita)