Jet Siluman Korsel vs 180 Pesawat Tempur Korut Bikin Tegang

Jet Siluman Korsel vs 180 Pesawat Tempur Korut Bikin Tegang

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 05 Nov 2022 05:59 WIB
Angkatan Udara Israel baru saja menerima tiga unit jet tempur siluman F-35 yang baru dari Amerika Serikat (AS). Begini penampakan jet tempur siluman tersebut.
Ilustrasi Jet Siluman (Foto: Scott Barbour/Getty Images)
Jakarta -

Pasukan militer Korea Selatan (Korsel) mendeteksi mobilisasi 180 pesawat tempur milik Korea Utara (Korut). Militer Korsel lantas mengerahkan jet siluman F-35A.

Hal ini terjadi saat Korsel melakukan latihan udara bersama skala besar dengan Amerika Serikat. Latihan udara ini diketahui membuat marah Pyongyang.

"Militer kami mendeteksi sekitar 180 pesawat tempur Korea Utara yang dimobilisasi di wilayah udara Pyongyang," kata Kepala Staf Gabungan Seoul, seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (4/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Korea Utara telah meluncurkan serangkaian peluncuran rudal yang memecahkan rekor minggu ini. Salah satunya termasuk uji coba rudal balistik antarbenua yang gagal pada hari Kamis (3/11).

Seoul dan Washington memperpanjang latihan udara bersama terbesar mereka hingga Sabtu sebagai tanggapan atas rentetan peluncuran rudal Korut tersebut.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Kepala Staf Gabungan Seoul juga menambahkan bahwa Seoul mengerahkan 80 jet tempur.

"Mengerahkan 80 jet tempur termasuk F-35A," sementara jet-jet tempur yang terlibat dalam latihan bersama juga "mempertahankan kesiapan,"

Simak berita selanjutnya

Saksikan juga 'Suara Sirene Meraung-meraung di Jepang, Menandai Rudal Korea Utara':

[Gambas:Video 20detik]



Sebelumnya, tak lama setelah Korea Selatan mengumumkan keputusan untuk memperpanjang latihan militer bersama AS pada hari Kamis (3/11), Pyongyang kembali meluncurkan tiga rudal balistik jarak pendek. Pyongyang menyebut perpanjangan latihan militer bersama itu "pilihan yang sangat berbahaya dan salah,"

Beberapa jam kemudian, Korea Utara menembakkan 80 peluru artileri yang mendarat di "zona penyangga" maritim, kata militer Seoul.

Rentetan itu merupakan "pelanggaran yang jelas" terhadap perjanjian 2018 yang menetapkan zona penyangga dalam upaya untuk mengurangi ketegangan antara kedua belah pihak, kata Kepala Staf Gabungan Seoul.

Tembakan artileri tersebut terjadi setelah Pyongyang menembakkan sekitar 30 rudal pada Rabu dan Kamis lalu, termasuk rudal balistik antarbenua dan satu rudal yang mendarat di dekat perairan teritorial Korea Selatan, untuk pertama kalinya sejak berakhirnya Perang Korea pada tahun 1953.

Pyongyang sebelumnya menyebut latihan udara bersama, yang dinamai Vigilant Storm tersebut sebagai "latihan militer yang agresif dan provokatif yang menargetkan negaranya".

Pyongyang pun mengancam bahwa Washington dan Seoul akan "membayar harga paling mengerikan dalam sejarah" jika latihan itu terus berlanjut.

Halaman 2 dari 2
(dwia/dwia)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads