Amerika Serikat (AS) menegaskan akan mengupayakan segala cara untuk mencegah Iran memiliki senjata nuklir. Washington bahkan menyatakan opsi militer juga terbuka, jika diplomasi gagal dalam menghidupkan kembali kesepakatan nuklir tahun 2015 antara negara-negara Barat dengan Teheran.
Seperti dilansir Al Arabiya News, Selasa (1/11/2022), kesepakatan nuklir itu diketahui mengatur soal pembatasan program nuklir Iran dengan imbalan peringanan atau pencabutan sanksi ekonomi Barat terhadap Teheran. AS, di bawah mantan Presiden Donald Trump, menarik diri dari kesepakatan itu tahun 2018 lalu.
Pemerintahan AS terkini, di bawah Presiden Joe Biden, berupaya menghidupkan kembali kesepakatan nuklir dengan Iran itu beberapa waktu terakhir.
"Seperti yang dikatakan Presiden (Biden), jika semua cara lainnya gagal, sebagai upaya terakhir, dia akan menjaga opsi militer tetap ada, jika memang itu yang dibutuhkan untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir," tegas utusan khusus AS untuk Iran, Rob Malley, dalam pernyataannya.
Namun Malley juga menekankan kembali preferensi pemerintahan Biden agar upaya-upaya diplomatik berhasil dan membela kesediaan pemerintah yang berkelanjutan untuk terlibat dalam pembicaraan tidak langsung dengan Iran.
"Kami tidak menyesal karena terus berupaya dan masih berusaha melakukan semuanya yang kami bisa untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir," ucap Malley dalam webinar dengan forum think-tank Carnegie Endowment for International Peace yang berbasis di Washington DC.
"Sekali lagi, preferensi untuk diplomasi jika itu bisa bekerja dengan alat-alat tekanan, khususnya sanksi-sanksi, tapi juga menjaga semua opsi tetap di meja jika diplomasi gagal," imbuhnya.
Simak juga video 'Angkatan Udara Ukraina Klaim Tembak Jatuh 300 Drone Kamikaze Iran':
(nvc/ita)