5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini

5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini

Tim detikcom - detikNews
Senin, 31 Okt 2022 17:54 WIB
A B-52 Stratofortress, flown by Capt. Will Byers and Maj. Tom Aranda, prepares for refueling over Afghanistan during a close-air-support mission in this undated handout photo. U.S. Air Force/Master Sgt. Lance Cheung/Handout via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. To match Special Report USA-CHINA/BOMBERS/File Photo
Pesawat pengebom B-52 Amerika Serikat (Foto: U.S. Air Force/Master Sgt. Lance Cheung/Handout via REUTERS)
Jakarta -

Amerika Serikat (AS) berencana mengerahkan enam pesawat pengebom B-52 berkemampuan nuklir ke sebuah pangkalan udara di wilayah Australia bagian utara. Langkah AS ini berpotensi memicu ketegangan baru dengan China.

Seperti dilansir Reuters, Senin (31/10/2022), rencana pengerahan pesawat pengebom AS itu dilaporkan oleh media terkemuka Australian Broadcasting Corp (ABC) dalam programnya berjudul 'Four Corners' dengan mengutip dokumen-dokumen AS.

Disebutkan ABC dalam laporannya bahwa sejumlah fasilitas khusus pesawat pengebom akan dibangun di pangkalan udara Tindal yang terpencil di Australia bagian utara, atau sekitar 300 kilometer sebelah sebelah Darwin, ibu kota Australia Utara atau Northern Territory.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Senin (31/10/2022):

- PM Korsel Janjikan Penyelidikan Menyeluruh Atas Tragedi Itaewon

ADVERTISEMENT

Perdana Menteri (PM) Korea Selatan (Korsel) Han Duck-soo menjanjikan penyelidikan menyeluruh terhadap tragedi pesta Halloween di Itaewon yang menewaskan lebih dari 150 orang, dan membuat negara itu berkabung.

Dilansir kantor berita Reuters, Senin (31/10/2022), para pejabat Korsel mengatakan jumlah korban tewas telah meningkat semalam menjadi 154 orang dengan 149 lainnya terluka, 33 orang di antaranya dalam kondisi serius.

"Pemerintah akan melakukan penyelidikan menyeluruh atas apa yang menyebabkan kecelakaan ini dan melakukan yang terbaik untuk membuat perubahan kelembagaan yang diperlukan sehingga kecelakaan seperti itu tidak terulang," kata Perdana Menteri Han saat para pejabat pemerintah bertemu untuk membahas tentang bencana tersebut.

- Rusia Sentil Biden soal Ukraina, Bandingkan Saat Krisis Rudal Kuba

Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov menyentil Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden soal perang di Ukraina. Lavrov mengharapkan Biden memiliki kebijaksanaan dalam menangani konfrontasi global, yang mirip dengan situasi saat krisis rudal Kuba terjadi tahun 1962 silam.

Seperti dilansir Reuters, Senin (31/10/2022), invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari lalu, telah memicu konfrontasi terbesar antara Moskow dan Barat sejak krisis rudal Kuba terjadi yang nyaris membuat Uni Soviet dan AS terlibat perang nuklir.

Presiden AS saat itu, John F Kennedy, mendapati pemimpin Soviet Nikita Khrushchev mengerahkan rudal-rudal nuklir ke Kuba, setelah invasi Teluk Babi yang gagal dan adanya pengerahan rudal-rudal nuklir AS di wilayah Italia juga Turki.

Invasi Teluk Babi merujuk pada upaya orang-orang yang diasingkan dari Kuba, yang didukung AS, untuk menggulingkan kekuasaan Komunis. Upaya itu berhasil digagalkan oleh otoritas Kuba pada saat itu.

- Terus Bertambah, Korban Tewas Jembatan Ambruk di India 132 Orang

Korban tewas akibat ambruknya sebuah jembatan gantung di Gujarat, India, telah bertambah menjadi sedikitnya 132 orang. Jembatan gantung berusia satu abad itu diduga ambruk karena tidak mampu menahan beban dari banyaknya orang yang berada di atas jembatan dalam satu waktu.

Seperti dilansir Associated Press, Senin (31/10/2022), para pejabat setempat melaporkan bahwa ratusan orang yang ada di atas jembatan terjatuh ke dalam sungai saat insiden terjadi pada Minggu (30/10) malam waktu setempat.

Jembatan yang ambruk itu merupakan jembatan pejalan kaki dari era kolonial abad ke-19 yang membentang di atas Sungai Machchu di distrik Morbi, Gujarat. Otoritas India menyebut jembatan itu ambruk karena tidak bisa menahan beban dari kerumunan orang yang ada di atasnya, saat musim festival Hindu menarik datangnya ratusan orang ke jembatan yang juga menjadi objek wisata itu.

Diketahui bahwa jembatan itu ditutup untuk renovasi selama nyaris enam bulan dan baru saja dibuka kembali sekitar empat hari sebelum insiden ini terjadi.

- Spektakuler! Lula da Silva Kembali Berkuasa di Brasil Usai Dipenjara

Mantan presiden Luiz Inacio Lula da Silva kembali menjadi presiden Brasil setelah mengalahkan petahana Jair Bolsonaro dalam pemilihan presiden 2022. Dengan kemenangannya ini, Lula membuat comeback yang spektakuler sebagai pemimpin ekonomi terbesar Amerika Latin pada usia 77 tahun.

Dilansir kantor berita AFP, Senin (31/10/2022), kemenangan Lula menjadi salah satu kebangkitan politik paling luar biasa baru-baru ini. Pasalnya, Lula kembali ke panggung politik setelah tiga tahun lalu, dia mendekam di sel penjara. Mantan presiden Brasil, yang memimpin negara itu dari 2003 hingga 2010, sempat menjalani hukuman penjara selama 18 bulan karena korupsi.

Lula yang saat itu divonis 12 tahun penjara, dibebaskan dari penjara pada tahun 2019 setelah pengadilan memutuskan bahwa hakim yang mengawasi persidangan korupsinya bias. Saat itu, karier politiknya tampaknya sudah berakhir. Namun, siapa sangka di usia rentanya, dia kini kembali berkuasa.

"Kita perlu memperbaiki negara ini... agar orang-orang Brasil bisa tersenyum lagi," kata Lula da Silva saat kampanye kepresidenannya di mana dia melintasi banyak wilayah dan muncul di podcast populer untuk memikat para pemilih yang lebih muda.

- AS Akan Kerahkan 6 Pesawat Pengebom B-52 ke Australia, Ada Apa?

Amerika Serikat (AS) berencana mengerahkan enam pesawat pengebom B-52 berkemampuan nuklir ke sebuah pangkalan udara di wilayah Australia bagian utara. Langkah AS ini berpotensi memicu ketegangan baru dengan China.

Seperti dilansir Reuters, Senin (31/10/2022), rencana pengerahan pesawat pengebom AS itu dilaporkan oleh media terkemuka Australian Broadcasting Corp (ABC) dalam programnya berjudul 'Four Corners' dengan mengutip dokumen-dokumen AS.

Disebutkan ABC dalam laporannya bahwa sejumlah fasilitas khusus pesawat pengebom akan dibangun di pangkalan udara Tindal yang terpencil di Australia bagian utara, atau sekitar 300 kilometer sebelah sebelah Darwin, ibu kota Australia Utara atau Northern Territory.

Belum ada tanggapan resmi dari Menteri Pertahanan Australia Richard Marles soal laporan itu.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads