Otoritas Australia tengah menyelidiki laporan yang menyebut sejumlah mantan pilot militernya menerima tawaran untuk menjadi pelatih militer China. Laporan serupa juga menyebut mantan pilot militer Inggris kini melatih Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (19/10/2022), Menteri Pertahanan Australia Richard Marles telah meminta Departemen Pertahanan untuk menyelidiki lebih lanjut klaim yang menyebut sejumlah mantan pilot militer Australia direkrut untuk bergabung dengan sekolah penerbangan Afrika Selatan yang beroperasi di China.
"Saya akan sangat terkejut dan terganggu untuk mendengar bahwa ada personel yang dibujuk oleh gaji dari sebuah negara asing, dibanding mengabdi pada negara mereka sendiri," ujar Marles dalam pernyataannya.
"Saya telah meminta departemen untuk menyelidiki klaim-klaim ini dan kembali ke kantor saya dengan saran yang jelas tentang persoalan ini," imbuhnya.
Secara terpisah, pemerintah Inggris yang juga mendengar laporan senada menyatakan akan mengambil langkah hukum yang tegas untuk menghentikan mantan-mantan pilot militernya direkrut untuk melatih militer negara lain, atas alasan keamanan nasional.
Dalam pernyataan pada Selasa (18/10) waktu setempat, pemerintah Inggris menegaskan pihaknya mengambil langkah untuk menghentikan China berupaya merekrut pilot militer Inggris baik yang masih aktif maupun yang sudah pensiun.
Laporan media terkemuka Inggris, BBC, menyebut hingga 30 mantan pilot militer telah melatih militer China.
Kementerian Pertahanan Inggris dalam pernyataan via Twitter menegaskan para pilot militer Inggris telah diberitahu bahwa mereka berisiko diadili di bawah Undang-undang (UU) Rahasia Negara, dan rancangan undang-undang (RUU) keamanan nasional akan membuka jalan untuk penuntutan itu.
(nvc/ita)