Pemimpin Junta Myanmar Tak Diundang ke KTT ASEAN di Kamboja

Pemimpin Junta Myanmar Tak Diundang ke KTT ASEAN di Kamboja

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 05 Okt 2022 16:17 WIB
FILE - In this June 23, 2021, file photo, Commander-in-Chief of Myanmars armed forces, Senior Gen. Min Aung Hlaing delivers his speech at the IX Moscow conference on international security in Moscow, Russia. Southeast Asian leaders are meeting Oct. 26-28, 2021 for their annual summit where Myanmar’s top general, whose forces seized power in February and shattered one of Asia’s most phenomenal democratic transitions, has been shut out for refusing to take steps to end the deadly violence. Myanmar defiantly protested the exclusion of Min Aung Hlaing, who currently heads its government and ruling military council, from the summit of the ASEAN. (AP Photo/Alexander Zemlianichenko, Pool, File)
Pemimpin junta Myanmar, Min Aung Hlaing (dok. AP Photo/Alexander Zemlianichenko, Pool, File)
Phnom Penh -

Pemimpin junta militer Myanmar tidak akan diundang ke pertemuan puncak atau KTT Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) yang akan digelar bulan depan di Kamboja. Ini menjadi penghinaan diplomatik terbaru bagi rezim militer yang terisolasi di Myanmar.

Seperti dilansir AFP, Rabu (5/10/2022), ASEAN memimpin upaya-upaya diplomatik untuk menyelesaikan gejolak yang mencengkeram Myanmar sejak kudeta militer dilancarkan tahun lalu, yang melengserkan pemerintahan sipil yang dipimpin Aung San Suu Kyi.

Namun hanya ada sedikit kemajuan dari 'konsensus lima poin' yang disepakati dengan junta Myanmar. Pemimpin junta dan jajaran menteri Myanmar banyak dikucilkan dari pertemuan-pertemuan yang digelar ASEAN beberapa waktu terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengaitkan undangan pertemuan terbaru dengan 'kemajuan dalam penerapan Konsensus Lima Poin', juru bicara Kementerian Luar Negeri Kamboja mengatakan junta Myanmar telah diundang untuk 'menominasikan perwakilan non-politik untuk KTT ASEAN mendatang'.

Itu berarti pemimpin junta Myanmar, Min Aung Hlaing, tidak diizinkan untuk hadir, seperti halnya diplomat top Myanmar dilarang menghadiri pertemuan para Menteri Luar Negeri (Menlu) ASEAN di Phnom Penh pada Februari dan Agustus lalu.

ADVERTISEMENT

Konsensus lima poin, yang disepakati ASEAN pada April tahun lalu, menyerukan diakhirnya segera kekerasan di Myanmar dan menyerukan dialog antara militer dengan gerakan antikudeta.

Ada ketidakpuasan yang berkembang di ASEAN, yang kerap dikritik sebagai macan ompong, terhadap sikap para jenderal Myanmar. Eksekusi mati empat tahanan oleh junta Myanmar pada Juli lalu, yang bertentangan dengan seruan internasional soal pengampunan, telah memicu kemarahan banyak pihak.

Simak juga 'Aung San Suu Kyi Dihukum Lagi, Kini Divonis Tiga Tahun Penjara':

[Gambas:Video 20detik]



Pertemuan para Menlu ASEAN pada Agustus lalu berakhir dengan kecaman langka dari blok 10 negara itu terhadap tindakan junta Myanmar.

Para menteri ASEAN menyatakan mereka 'sangat kecewa dengan kemajuan terbatas dan kurangnya komitmen otoritas Naypyitaw terhadap implementasi tepat waktu dan lengkap dari konsensus lima poin'.

Utusan ASEAN yang ditugaskan untuk menengahi perdamaian bahkan telah mengakui skala tugasnya yang sulit. "Bahkan Superman tidak bisa menyelesaikannya," sebut utusan ASEAN tersebut.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads