Pemerintah Iran menuduh Amerika Serikat (AS) 'munafik' soal hak asasi manusia (HAM), setelah Presiden Joe Biden mengkritik penanganan Teheran terhadap unjuk rasa memprotes kematian Mahsa Amini usai ditahan polisi moral. Biden memperingatkan akan ada konsekuensi lebih lanjut untuk Iran.
Seperti dilansir AFP, Selasa (4/10/2022), gelombang kerusuhan mengguncang Iran sejak Amini (22) diumumkan meninggal dunia pada 16 September lalu, atau tiga hari setelah ditahan polisi moral di Teheran atas dugaan melanggar aturan hijab.
Unjuk rasa pecah di puluhan wilayah Iran yang beberapa berujung dengan kerusuhan, yang memicu kematian puluhan orang dan ratusan penangkapan. Kebanyakan yang tewas merupakan demonstran, namun ada juga personel pasukan keamanan Iran yang tewas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akan lebih baik bagi Tuan Joe Biden untuk memikirkan sedikit soal rekam jejak HAM di negaranya sendiri sebelum mengambil sikap kemanusiaan, meskipun kemunafikan tidak perlu dipikirkan menyeluruh," sindir juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani, dalam pernyataan via Instagram.
"Presiden AS seharusnya prihatin soal banyaknya sanksi... terhadap bangsa Iran, sanksi-sanksi yang dikenakan terhadap negara manapun merupakan contoh jelas untuk kejahatan kemanusiaan," imbuhnya.
Kanani menanggapi pernyataan yang dirilis Gedung Putih pada Senin (3/10) malam, yang menyatakan Biden akan menerapkan langkah-langkah tambahan, yang belum disebutkan, terhadap Iran pada akhir pekan ini selain sanksi-sanksi yang sudah diterapkan terkait aktivitas nuklir Teheran.
"Pekan ini, Amerika Serikat akan menjatuhkan kerugian lebih lanjut pada para pelaku tindak kekerasan terhadap para demonstran damai. Kami akan terus meminta pertanggungjawaban para pejabat Iran dan mendukung hak-hak warga Iran untuk menggelar protes secara bebas," sebut Biden dalam pernyataan itu.
"Amerika Serikat mendukung wanita-wanita Iran dan semua warga Iran yang menginspirasi dunia dengan keberanian mereka," imbuh Biden.
Simak Video 'Khamenei Tuding Musuh Iran Dalang Kerusuhan':