Warga Rusia ramai-ramai kabur ke luar negeri sejak Presiden Vladimir Putin mengeluarkan perintah mobilisasi untuk perang di Ukraina. Seorang pemuda Rusia mengatakan dia punya alasan gambang mengapa dia pergi dari negaranya. "Saya tidak ingin membunuh orang," cetusnya.
Dilansir kantor berita AFP, Jumat (30/9/2022), pemuda Rusia itu termasuk di antara ribuan warga Rusia yang berbondong-bondong melintasi perbatasan darat ke Mongolia selama seminggu terakhir.
Selain Mongolia, Finlandia, Norwegia, Turki, dan Georgia juga melaporkan peningkatan kedatangan warga Rusia dalam beberapa hari terakhir. Puluhan ribu orang telah meninggalkan Rusia sejak mobilisasi militer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sangat sulit untuk meninggalkan segalanya - rumah, tanah air, kerabat saya - tetapi itu lebih baik daripada membunuh orang," kata pria berusia dua puluhan itu kepada AFP, yang berbicara dengan syarat anonim.
Dia mengatakan telah memutuskan untuk pergi ke Mongolia karena tampaknya mudah diakses. Dia mengatakan ada jaringan besar kelompok online yang membantu warga Rusia menghindari wajib militer.
Pemerintah Mongolia sendiri telah mengambil sikap netral terhadap invasi ke Ukraina, yang diluncurkan Rusia pada Februari lalu.
Mongolia telah menggunakan hubungannya dengan Rusia untuk melindungi diri dari pengaruh China yang berkembang dalam beberapa dekade terakhir, dan berbagi perbatasan sepanjang 3.500 kilometer dengan Rusia.
Simak video 'Minta Warga Pulang, Putin Akui Kesalahan Rekrut Wajib Militer':