Taliban yang kini menguasai Afghanistan telah mencapai kesepakatan dengan Rusia pekan ini. Dalam kesepakatan itu, Rusia akan mengirimkan pasokan jutaan ton produk minyak bumi dan gandum ke Afghanistan.
Seperti dilansir AFP, Kamis (29/9/2022), Rusia dijatuhi rentetan sanksi Barat setelah menginvasi Ukraina pada akhir Februari lalu. Situasi itu mendorong Moskow mendorong ekspornya ke negara-negara Asia demi menyokong perekonomiannya.
"Kontak itu disepakati bulan lalu ketika Menteri Perindustrian dan Perdagangan mengunjungi Rusia," tutur juru bicara Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Afghanistan, Abdul Salam Jawad, kepada AFP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jawad enggan memberikan penjelasan lebih detail soal kesepakatan itu, termasuk soal nilainya. Dia hanya menyebutkan bahwa kesepakatan itu mencakup pasokan 1 juta ton bensin, 1 juta ton diesel, 500.000 ton LPG, dan dua juta ton gandum untuk Kabul.
Kementerian Perekonomian Afghanistan dalam pernyataan terpisah menyatakan pasokan dari Rusia diperkirakan akan tiba 'dalam beberapa pekan ke depan'.
Dalam pernyataan terpisah, Moskow mengonfirmasi bahwa 'perjanjian awal' telah dirundingkan dengan Taliban.
"Sekarang mereka (kedua belah pihak) harus menandatangani perjanjian konkret soal volume dan daftar produk," ucap utusan khusus Rusia untuk Afghanistan, Zamir Kabulov, seperti dikutip kantor berita TASS.
Lihat juga video 'Taliban Rayakan Satu Tahun Kepergian AS dari Afghanistan':